BUKA PUASA BERSAMA: SISI LAIN BULAN RAMADHAN
JRU Diundang Berbagai Komunitas untuk Berbuka Puasa Bersama
Acara buka puasa bersama bagi komunitas usaha merupakan salah satu “lagu wajib” yang diselenggarakan selama bulan Ramadhan. JRU sebagai salah satu komunitas kewirausahaan di Semarang juga menerima beragam undangan untuk buka puasa bersama dari berbagai komunitas bisnis di Semarang dan Jawa Tengah. Tidak semua memang bisa dipenuhi, tetapi bersyukur semakin banyak undangan buka puasa bersama mengindikasikan jika eksistensi JRU sebagai komunitas kewirausahaan semakin diakui oleh berbagai komponen masyarakat.
Selama Ramadhan ini tak hentinya SMS dan faksimili undangan berbuka puasa bersama mengalir ke sekretariat JRU ataupun telepon seluler milik beberapa relawan JRU. Undangan berbuka puasa bersama mengalir dari berbagai komunitas bisnis dan jejaring yang selama ini melangkah bersama JRU. Tak jarang buka puasa bersama tersebut dikemas dalam acara yang cukup gemerlap dengan menyewa lokasi di hotel berbintang, mendatangkan pembicara ternama, hingga menghadirkan grup musik untuk mengisi hiburan. “Tidak semua undangan buka puasa bersama bisa dihadiri oleh relawan JRU, kebetulan ada beberapa kesibukan internal yang harus diselesaikan menjelang libur Lebaran,” ujar Ari Rachmawati, relawan JRU yang menjadi sirkulasi kesekretariatan JRU. Bila jadwalnya sesuai dengan sela kesibukan, relawan JRU biasanya akan langsung merapat ke lokasi buka puasa bersama. Dari beberapa undangan buka puasa bersama tersebut ada beberapa undangan buka puasa bersama yang kebetulan bisa dihadiri oleh relawan JRU. Salah satunya adalah buka puasa bersama yang diselenggarakan oleh Junior Chamber International (JCI) LOM Jawa Tengah. Buka puasa yang diselenggarakan di Hotel Grand Candi tersebut merupakan acara buka puasa bersama sekaligus jamuan makan malam JCI LOM Jawa Tengah kepada lima orang tamu dari Jepang dan Singapura. Kelima tamu tersebut merupakan Presiden dari JCI nasional masing-masing negara yang berkunjung ke Semarang untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Jawa Tengah. JCI adalah sebuah organisasi kepemimpinan dan kewirausahaan internasional yang menghimpun insan muda dalam sebuah semangat perdamaian. Di Indonesia, saat ini Presiden JCI Nasional dijabat oleh pengusaha dari Jogjakarta, George Iwan Marantika dan untuk Jawa Tengah yang memimpin adalah Managing Director Suara Merdeka Group, Kukrit Suryo Wicaksono. Presiden JCI LOM Jawa Tengah, Kukrit Suryo Wicaksono yang menjadi tuan rumah menyambut baik kedatangan tamu-tamu asing tersebut dan berharap kedatangan mereka memberikan implikasi positif untuk kerjasama antara JCI Jawa Tengah dengan rekan-rekan mereka dari Jepang dan Singapura. Pada kesempatan yang sama, ditandatangani pula nota kesepahaman antara JCI Jawa Tengah dengan JCI Nagano (salah satu JCI di Jepang) untuk kerjasama pengembangan organisasional dan kepemudaan di kedua negara. Turut hadir dalam acara tersebut adalah beberapa figur publik regional seperti Ketua Kadin Jawa Tengah, Ir. H. Solichedi, Ketua BPD Hipmi Jawa Tengah, Radieth Yulianto, dan fungsionaris Kadin Jawa Tengah serta DPD KNPI Provinsi Jawa Tengah. Selain buka puasa bersama tersebut, ada juga kesempatan berbuka puasa bersama dengan Prie GS, budayawan yang juga menjadi salah satu kerabat dekat bagi JRU. Prie GS bersama dengan Smart FM menggelar acara Cafe Ramadhan yang merupakan kegiatan “roadshow” di seluruh kota di mana Smart FM memiliki jejaring siaran. Di Cafe Ramadhan tahun ini, Prie GS mengangkat tema aktualisasi nilai-nilai spiritual dalam bisnis yang akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi siapapun yang konsisten melakoninya. “Salah satunya adalah apa yang dilakukan teman-teman JRU yaitu Warung Wedangan,” ujarnya blak-blakan. Warung Wedangan bagi Prie GS adalah sebuah konseptualisasi nilai-nilai spiritualitas dalam bisnis. Warung yang menjadi tongkrongan komunitas tersebut pernah terbakar beberapa waktu lalu, namun tidak ada satupun yang kemudian menangisinya terlalu lama. Larut dalam kesedihan. Justru, kebakaran inilah yang menjadi titik balik bagi perjalanan Warung Wedangan yang kini berdiri dengan lokasi makan yang lebih luas. Koordinato Relawan JRU, iLik sAs yang hadir bersama dengan relawan JRU, Ririn Narulita dan dhimas eLKa didaulat untuk berdiri memperkenalkan diri di tengah sosialita yang menjadi tetamu. “Inilah bukti spiritualitas dalam bisnis yang sudah melampaui seluruh kuota kesedihan,” lanjut Prie GS yang disambut dengan tawa hadirin. Prie GS tentu saja tidak sendiri dalam diskusi yang berlangsung mulai pukul 17.00 tersebut. Ditemani Ketua Kadin Jawa Tengah, Ir H. Solichedi dan desainer senior, Poppy Dharsono, Prie GS mengulik habis sisi spiritualitas kedua pesohor ini. Kedua pesohor ini ternyata adalah profil yang sangat menghargai keberadaan pembantu-pembantu mereka. Poppy Dharsono yang sehari-hari bergaul dengan dunia perfeksionisme mengakui sangat memperhatikan apa yang dikenakan oleh para pembantunya. Kesetiaan mereka juga terpupuk dengan masa kerja yang mencapai 25 tahun. Lain Poppy lain juga Solichedi. Ayah dua anak yang juga suami dari Kepala Disnak & Keswan Jawa Tengah, Ir. Kusmaningsih ini bahkan memiliki ikatan batin yang kuat dengan para asisten rumah tangganya. Bahkan, para asisten rumah tangga Solichedi memiliki sebuah paguyuban tersendiri yang setiap tahunnya menjadi jadwal pulang kampung bagi Solichedi dan keluarga. “Kami sekeluarga setiap tahun jarang melewatkan momentum pulang kampung ke rumah pembantu,” tuturnya jujur. Maklum, sebagai orang yang sudah disibukkan dengan pekerjaan khas urban, menikmati nuansa kehidupan pedesaan yang masih asli adalah sebuah rekreasi luar biasa yang tidak akan pernah bisa terbeli. Bagaimanapun bentuk acara buka puasa bersama, namun tetap ada sebuah kerinduan untuk bersilaturahmi dalam berbagai kesempatan. Inilah yang menjadi landasan fundamental dari relawan-relawan JRU yang di bulan puasa ini mendapat “tambahan tugas” dari satu buka puasa bersama ke buka puasa bersama lainnya. Inilah ikhtiar sederhana JRU untuk lebih bisa dekat dengan siapapun untuk dapat berprestasi dan berbuat baik dengan lebih optimal.
Selama Ramadhan ini tak hentinya SMS dan faksimili undangan berbuka puasa bersama mengalir ke sekretariat JRU ataupun telepon seluler milik beberapa relawan JRU. Undangan berbuka puasa bersama mengalir dari berbagai komunitas bisnis dan jejaring yang selama ini melangkah bersama JRU. Tak jarang buka puasa bersama tersebut dikemas dalam acara yang cukup gemerlap dengan menyewa lokasi di hotel berbintang, mendatangkan pembicara ternama, hingga menghadirkan grup musik untuk mengisi hiburan. “Tidak semua undangan buka puasa bersama bisa dihadiri oleh relawan JRU, kebetulan ada beberapa kesibukan internal yang harus diselesaikan menjelang libur Lebaran,” ujar Ari Rachmawati, relawan JRU yang menjadi sirkulasi kesekretariatan JRU. Bila jadwalnya sesuai dengan sela kesibukan, relawan JRU biasanya akan langsung merapat ke lokasi buka puasa bersama. Dari beberapa undangan buka puasa bersama tersebut ada beberapa undangan buka puasa bersama yang kebetulan bisa dihadiri oleh relawan JRU. Salah satunya adalah buka puasa bersama yang diselenggarakan oleh Junior Chamber International (JCI) LOM Jawa Tengah. Buka puasa yang diselenggarakan di Hotel Grand Candi tersebut merupakan acara buka puasa bersama sekaligus jamuan makan malam JCI LOM Jawa Tengah kepada lima orang tamu dari Jepang dan Singapura. Kelima tamu tersebut merupakan Presiden dari JCI nasional masing-masing negara yang berkunjung ke Semarang untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Jawa Tengah. JCI adalah sebuah organisasi kepemimpinan dan kewirausahaan internasional yang menghimpun insan muda dalam sebuah semangat perdamaian. Di Indonesia, saat ini Presiden JCI Nasional dijabat oleh pengusaha dari Jogjakarta, George Iwan Marantika dan untuk Jawa Tengah yang memimpin adalah Managing Director Suara Merdeka Group, Kukrit Suryo Wicaksono. Presiden JCI LOM Jawa Tengah, Kukrit Suryo Wicaksono yang menjadi tuan rumah menyambut baik kedatangan tamu-tamu asing tersebut dan berharap kedatangan mereka memberikan implikasi positif untuk kerjasama antara JCI Jawa Tengah dengan rekan-rekan mereka dari Jepang dan Singapura. Pada kesempatan yang sama, ditandatangani pula nota kesepahaman antara JCI Jawa Tengah dengan JCI Nagano (salah satu JCI di Jepang) untuk kerjasama pengembangan organisasional dan kepemudaan di kedua negara. Turut hadir dalam acara tersebut adalah beberapa figur publik regional seperti Ketua Kadin Jawa Tengah, Ir. H. Solichedi, Ketua BPD Hipmi Jawa Tengah, Radieth Yulianto, dan fungsionaris Kadin Jawa Tengah serta DPD KNPI Provinsi Jawa Tengah. Selain buka puasa bersama tersebut, ada juga kesempatan berbuka puasa bersama dengan Prie GS, budayawan yang juga menjadi salah satu kerabat dekat bagi JRU. Prie GS bersama dengan Smart FM menggelar acara Cafe Ramadhan yang merupakan kegiatan “roadshow” di seluruh kota di mana Smart FM memiliki jejaring siaran. Di Cafe Ramadhan tahun ini, Prie GS mengangkat tema aktualisasi nilai-nilai spiritual dalam bisnis yang akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi siapapun yang konsisten melakoninya. “Salah satunya adalah apa yang dilakukan teman-teman JRU yaitu Warung Wedangan,” ujarnya blak-blakan. Warung Wedangan bagi Prie GS adalah sebuah konseptualisasi nilai-nilai spiritualitas dalam bisnis. Warung yang menjadi tongkrongan komunitas tersebut pernah terbakar beberapa waktu lalu, namun tidak ada satupun yang kemudian menangisinya terlalu lama. Larut dalam kesedihan. Justru, kebakaran inilah yang menjadi titik balik bagi perjalanan Warung Wedangan yang kini berdiri dengan lokasi makan yang lebih luas. Koordinato Relawan JRU, iLik sAs yang hadir bersama dengan relawan JRU, Ririn Narulita dan dhimas eLKa didaulat untuk berdiri memperkenalkan diri di tengah sosialita yang menjadi tetamu. “Inilah bukti spiritualitas dalam bisnis yang sudah melampaui seluruh kuota kesedihan,” lanjut Prie GS yang disambut dengan tawa hadirin. Prie GS tentu saja tidak sendiri dalam diskusi yang berlangsung mulai pukul 17.00 tersebut. Ditemani Ketua Kadin Jawa Tengah, Ir H. Solichedi dan desainer senior, Poppy Dharsono, Prie GS mengulik habis sisi spiritualitas kedua pesohor ini. Kedua pesohor ini ternyata adalah profil yang sangat menghargai keberadaan pembantu-pembantu mereka. Poppy Dharsono yang sehari-hari bergaul dengan dunia perfeksionisme mengakui sangat memperhatikan apa yang dikenakan oleh para pembantunya. Kesetiaan mereka juga terpupuk dengan masa kerja yang mencapai 25 tahun. Lain Poppy lain juga Solichedi. Ayah dua anak yang juga suami dari Kepala Disnak & Keswan Jawa Tengah, Ir. Kusmaningsih ini bahkan memiliki ikatan batin yang kuat dengan para asisten rumah tangganya. Bahkan, para asisten rumah tangga Solichedi memiliki sebuah paguyuban tersendiri yang setiap tahunnya menjadi jadwal pulang kampung bagi Solichedi dan keluarga. “Kami sekeluarga setiap tahun jarang melewatkan momentum pulang kampung ke rumah pembantu,” tuturnya jujur. Maklum, sebagai orang yang sudah disibukkan dengan pekerjaan khas urban, menikmati nuansa kehidupan pedesaan yang masih asli adalah sebuah rekreasi luar biasa yang tidak akan pernah bisa terbeli. Bagaimanapun bentuk acara buka puasa bersama, namun tetap ada sebuah kerinduan untuk bersilaturahmi dalam berbagai kesempatan. Inilah yang menjadi landasan fundamental dari relawan-relawan JRU yang di bulan puasa ini mendapat “tambahan tugas” dari satu buka puasa bersama ke buka puasa bersama lainnya. Inilah ikhtiar sederhana JRU untuk lebih bisa dekat dengan siapapun untuk dapat berprestasi dan berbuat baik dengan lebih optimal.