JRU Dikunjungi Peneliti dari Universitas Harvard
Sebagai sebuah komunitas pendampingan kewirausahaan berkelanjutan, JRU ternyata dinilai oleh beberapa pihak bisa menjadi sampel yang unik untuk menjelaskan adanya sebuah struktur ekonomi yang mampu menggerakkan ekonomi berskala mikro yang ada di kota ini. Salah satunya adalah empat peneliti asing dari Universitas Harvard yang datang dengan difasilitasi oleh LPEM FE UI.
Jumat (5/6) yang lalu, Koordinator Relawan JRU dengan didampingi oleh beberapa relawan JRU Sutar Adijoyo Putranto, Ria Adijoyo, Sinta Nurcahyaning Latri, dan Adhimmas Nugroho menerima kedatangan empat peneliti asing dari Ash Institute Universitas Harvard Amerika Serikat. Kedatangan mereka yang bertujuan untuk meneliti ekonomi Indonesia dalam perspektif lain di masa krisis global saat ini. Kedatangan empat peneliti ini difasilitasi oleh LPEM FE UI yang menjadi mitra strategis penelitian mereka di Indonesia.
Dalam perbincangan yang dihantarkan dalam bahasa Inggris tersebut, iLik sAs menjelaskan jika JRU yang bergerak di sektor ekonomi mikro yakin mampu melalui fase resesi global ini dengan baik. “Ini tentu saja didukung oleh keberadaan produk kami yang “niche” tetapi memiliki pangsa pasar yang luas,” tuturnya. Produk dari klaster grafika antara lain blanko undangan dan amplop mengindikasikan pertumbuhan signifikan beberapa bulan belakangan. Kejelian merangkul pasar dan memberikan nilai tambah terbaik kepada pelanggan menjadi kunci yang tetap dijadikan faktor ungkit bisnis JRU.
Menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor ekonomi mikro di Indonesia, iLik menjelaskan adanya berbagai pungutan yang disebabkan oleh desentralisasi ekonomi yang dilakukan. “Inilah ekses yang kami terima karena ketidakjelasan peraturan yang ada di tingkat lapangan,” tuturnya. Sutar Adijoyo, relawan JRU juga menjelaskan jika saat ini pungutan liar telah menjelma menjadi sebuah kelaziman sehingga ini di beberapa lini menjadi masalah tersendiri. “Kami menghadapinya dengan cara yang unik juga dan inilah pentingnya mengapa kami membentuk JRU,” ujar Sutar.
Para peneliti yang diterima di markas Falah Etnik Card tersebut juga sangat mengapresiasi produk blanko undangan dan amplop Falah yang bagi mereka merupakan sebuah terobosan unik. Mereka juga terkesan dengan semangat iLik sAs dan seluruh relawan JRU yang tetap semangat dan optimis. Mereka juga menganggap JRU adalah sebuah entitas ekonomi yang unik di tengah struktur ekonomi Indonesia.
Ya, semoga penelitian ini mampu memberikan gambaran yang komprehensif mengenai struktur ekonomi Indonesia. Semoga mereka juga mampu memberikan informasi positif jika di Indonesia, ekonomi riil tetap berjalan terutama yang merupakan entitas mikro-kecil.
Jumat (5/6) yang lalu, Koordinator Relawan JRU dengan didampingi oleh beberapa relawan JRU Sutar Adijoyo Putranto, Ria Adijoyo, Sinta Nurcahyaning Latri, dan Adhimmas Nugroho menerima kedatangan empat peneliti asing dari Ash Institute Universitas Harvard Amerika Serikat. Kedatangan mereka yang bertujuan untuk meneliti ekonomi Indonesia dalam perspektif lain di masa krisis global saat ini. Kedatangan empat peneliti ini difasilitasi oleh LPEM FE UI yang menjadi mitra strategis penelitian mereka di Indonesia.
Dalam perbincangan yang dihantarkan dalam bahasa Inggris tersebut, iLik sAs menjelaskan jika JRU yang bergerak di sektor ekonomi mikro yakin mampu melalui fase resesi global ini dengan baik. “Ini tentu saja didukung oleh keberadaan produk kami yang “niche” tetapi memiliki pangsa pasar yang luas,” tuturnya. Produk dari klaster grafika antara lain blanko undangan dan amplop mengindikasikan pertumbuhan signifikan beberapa bulan belakangan. Kejelian merangkul pasar dan memberikan nilai tambah terbaik kepada pelanggan menjadi kunci yang tetap dijadikan faktor ungkit bisnis JRU.
Menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor ekonomi mikro di Indonesia, iLik menjelaskan adanya berbagai pungutan yang disebabkan oleh desentralisasi ekonomi yang dilakukan. “Inilah ekses yang kami terima karena ketidakjelasan peraturan yang ada di tingkat lapangan,” tuturnya. Sutar Adijoyo, relawan JRU juga menjelaskan jika saat ini pungutan liar telah menjelma menjadi sebuah kelaziman sehingga ini di beberapa lini menjadi masalah tersendiri. “Kami menghadapinya dengan cara yang unik juga dan inilah pentingnya mengapa kami membentuk JRU,” ujar Sutar.
Para peneliti yang diterima di markas Falah Etnik Card tersebut juga sangat mengapresiasi produk blanko undangan dan amplop Falah yang bagi mereka merupakan sebuah terobosan unik. Mereka juga terkesan dengan semangat iLik sAs dan seluruh relawan JRU yang tetap semangat dan optimis. Mereka juga menganggap JRU adalah sebuah entitas ekonomi yang unik di tengah struktur ekonomi Indonesia.
Ya, semoga penelitian ini mampu memberikan gambaran yang komprehensif mengenai struktur ekonomi Indonesia. Semoga mereka juga mampu memberikan informasi positif jika di Indonesia, ekonomi riil tetap berjalan terutama yang merupakan entitas mikro-kecil.