Wiramuda Diklasifikasi Menjadi 3 Kategori
Tak terasa perjalanan Pendidikan Wiramuda memasuki bulan-bulan terakhirnya. Bila tidak ada aral melintang, pada akhir tahun ini, 12 Wiramuda akan menyelesaikan pendidikan mentalitas kewirausahaan dan keterampilan berbisnis yang selama ini sudah menjadi bagian dari mereka. Sebagai bagian dari tanggung jawab untuk memetakan potensi dan mengoptimalkan proses pendampingan yang berlangsung, tim pamong kemudian melakukan klasifikasi siswa Pendidikan Wiramuda menjadi 3 kategori.
Kategorisasi ini semata-mata dilakukan untuk mengoptimalkan proses pendampingan yang dilakukan oleh pamong Pendidikan Wiramuda. Ketiga kategori tersebut adalah kelompok pendampingan, kelompok pembinaan, dan kelompok stimulasi mandiri.
Kelompok pendampingan adalah mereka yang selama ini dinilai oleh seluruh keluarga besar JRU yang menjadi pamong magang mereka bisa memahami transformasi nilai kewirausahaan yang ada sehingga dinilai mampu untuk secara optimal didampingi secara lebih intensif untuk menjadi garda depan bisnis di masa mendatang. Optimalisasi pendampingan tentu saja masih akan dilakukan melalui laboratorium kewirausahaan milik JRU yaitu unit-unit usaha dampingan JRU. Titik fokus pada kelompok ini adalah bagaimana mereka yang berada di kelompok ini lebih memahami fungsi kepemimpinan, manajemen usaha berskala mikro, dan pengelolaan tanggung jawab operasionalisasi usaha.
Kelompok yang selanjutnya adalah kelompok pembinaan. Pada kelompok ini, umumnya mereka memiliki otentisitas kompetensi yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Otentisitas kompetensi ini akan menjadi lebih optimal bila kemudian terus dikembangkan menjadi sebuah potensi aktual yang bisa dimanfaatkan langsung untuk membentuk sebuah nilai produk. Titik fokus kelompok ini adalah bagaimana mereka mampu mengoptimalkan fungsi kompetensinya sekaligus bertanggung jawab pada konteks inovasi dan kreativitas.
Sedangkan kelompok stimulasi mandiri merupakan kelompok yang bisa dikatakan akan menjadi “pilot project” model kewirausahaan mikro. Mereka akan distimulasi untuk mengembangkan sebuah model bisnis mikro dengan stimulasi dari tim pamong. Model bisnis yang akan dikembangkan tentu saja masih akan berkait dengan kompetensi mereka yang tak jauh dari dunia kreativitas. Mereka yang masuk ke dalam kelompok ini akan berhadapan langsung dengan pasar sehingga diharapkan akan menjadi pribadi-pribadi yang mampu mengelola risiko dan memiliki kematangan emosional bisnis.
Tentu saja klasifikasi ini bukan merupakan sebuah proyek pemeringkatan. Tidak ada yang lebih baik dan lebih buruk di antara ketiganya. Klasifikasi ini hanya dilakukan untuk mengoptimalkan model pembelajaran bisnis yang sekiranya paling optimal untuk memaksimalkan hasil pembelajaran kewirausahaan. Masuk dalam kelompok pendampingan adalah Lina Luthfiana, Taufan Jaka Andika, dan Lilies Fajeri. Kelompok pembinaan akan “dihuni” oleh Sri Erna Margawati, Aris Sriyono, Ahmad Surojudin, dan Reza Dwi Purwanto. Sedangkan mereka yang akan langsung mencicipi stimulasi mandiri adalah Paryono, Sutinah, Sugiyono, Tri Herwanti, dan M. Syarofiddin Sufa.
Semoga berhasil dan selamat menempuh proses pembelajaran!
Kategorisasi ini semata-mata dilakukan untuk mengoptimalkan proses pendampingan yang dilakukan oleh pamong Pendidikan Wiramuda. Ketiga kategori tersebut adalah kelompok pendampingan, kelompok pembinaan, dan kelompok stimulasi mandiri.
Kelompok pendampingan adalah mereka yang selama ini dinilai oleh seluruh keluarga besar JRU yang menjadi pamong magang mereka bisa memahami transformasi nilai kewirausahaan yang ada sehingga dinilai mampu untuk secara optimal didampingi secara lebih intensif untuk menjadi garda depan bisnis di masa mendatang. Optimalisasi pendampingan tentu saja masih akan dilakukan melalui laboratorium kewirausahaan milik JRU yaitu unit-unit usaha dampingan JRU. Titik fokus pada kelompok ini adalah bagaimana mereka yang berada di kelompok ini lebih memahami fungsi kepemimpinan, manajemen usaha berskala mikro, dan pengelolaan tanggung jawab operasionalisasi usaha.
Kelompok yang selanjutnya adalah kelompok pembinaan. Pada kelompok ini, umumnya mereka memiliki otentisitas kompetensi yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Otentisitas kompetensi ini akan menjadi lebih optimal bila kemudian terus dikembangkan menjadi sebuah potensi aktual yang bisa dimanfaatkan langsung untuk membentuk sebuah nilai produk. Titik fokus kelompok ini adalah bagaimana mereka mampu mengoptimalkan fungsi kompetensinya sekaligus bertanggung jawab pada konteks inovasi dan kreativitas.
Sedangkan kelompok stimulasi mandiri merupakan kelompok yang bisa dikatakan akan menjadi “pilot project” model kewirausahaan mikro. Mereka akan distimulasi untuk mengembangkan sebuah model bisnis mikro dengan stimulasi dari tim pamong. Model bisnis yang akan dikembangkan tentu saja masih akan berkait dengan kompetensi mereka yang tak jauh dari dunia kreativitas. Mereka yang masuk ke dalam kelompok ini akan berhadapan langsung dengan pasar sehingga diharapkan akan menjadi pribadi-pribadi yang mampu mengelola risiko dan memiliki kematangan emosional bisnis.
Tentu saja klasifikasi ini bukan merupakan sebuah proyek pemeringkatan. Tidak ada yang lebih baik dan lebih buruk di antara ketiganya. Klasifikasi ini hanya dilakukan untuk mengoptimalkan model pembelajaran bisnis yang sekiranya paling optimal untuk memaksimalkan hasil pembelajaran kewirausahaan. Masuk dalam kelompok pendampingan adalah Lina Luthfiana, Taufan Jaka Andika, dan Lilies Fajeri. Kelompok pembinaan akan “dihuni” oleh Sri Erna Margawati, Aris Sriyono, Ahmad Surojudin, dan Reza Dwi Purwanto. Sedangkan mereka yang akan langsung mencicipi stimulasi mandiri adalah Paryono, Sutinah, Sugiyono, Tri Herwanti, dan M. Syarofiddin Sufa.
Semoga berhasil dan selamat menempuh proses pembelajaran!