JRU Terima Magang Alumnus Program Kenshusei
Menimba ilmu di negeri orang belum tentu menjadi jaminan akan menuai keberhasilan di negeri sendiri. Ini setidaknya dibuktikan oleh sebagian besar alumnus program magang industri di Jepang yang ternyata masih bergulat dengan serangkaian persoalan mendasar ketika kembali di Indonesia. Melalui program magang kewirausahaan dengan JRU, Ikatan Kenshusei Jawa Tengah ingin memberikan sebuah inspirasi dan contoh riil jika kompetensi di Jepang ditambah inspirasi riil kewirausahaan di JRU akan menjadikan mereka sebagai wirausaha baru di kampung halaman mereka.
Sebagai tindak lanjut kolaborasi sinergis tersebut, JRU dan Ikatan Kenshusei Jawa Tengah sepakat untuk mengadakan kegiatan magang kewirausahaan di unit-unit pendampingan usaha di lingkungan JRU. Mulai beberapa bulan yang lalu, kegiatan magang kewirausahaan tersebut diimplementasikan melalui penempatan dua orang alumnus program Kenshusei di unit pendampingan usaha CV Delta Media Grafika. Keduanya setiap hari bergelut dengan kertas, tinta, mesin potong, komputer, dan deru mesin cetak offset & digital printing yang setiap menitnya berjalan memproduksi.
Keduanya adalah Budi dan Prasetyo yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah. Keduanya merupakan peserta program magang ke Jepang yang saat ini telah mencoba berbagai jenis usaha yang kebetulan belum berhasil. “Melalui kegiatan pendampingan kewirausahaan ini, saya berharap ada inspirasi dan pengetahuan teknis yang bermanfaat untuk usaha mandiri saya,” ucap Budi yang ditempatkan menjadi pendamping operator mesin Komori ini. Prasetyo yang berkutat dengan mesin cetak digital juga menyampaikan hal serupa dan berharap ini menjadi langkah yang baik untuk kemandirian mereka.
Menurut Alif Romdhoni, Ketua Ikatan Kenshusei Jawa Tengah, kegiatan magang kewirausahaan ini praktis dibutuhkan oleh mereka sebagai sebuah kawah candradimuka untuk membentuk mentalitas wirausaha yang kokoh. Konstruksi masyarakat yang cenderung tidak memberikan ruang optimal untuk menumbuhkan kewirausahaan akan direvisi melalui kegiatan magang yang benar-benar menempa semangat mereka. “Kami memiliki etos kerja yang bisa dibilang teruji selama di Jepang, tetapi kami sadar inspirasi kewirausahaan masih merupakan barang langka di masyarakat kita ini,” tuturnya jujur. Melalui kegiatan semacam inilah, diharapkan mereka yang sudah memiliki etos kerja dan disiplin samurai tersebut memiliki pengetahuan teknis yang akan membantu kemandirian mereka.
Perhatian atas keberlanjutan kegiatan semacam ini juga datang dari IMM Jepang yang menjadi badan resmi untuk menyalurkan tenaga magang ke Jepang. Di sela kesibukannya, Masanobu Komiya, perwakilan IMM Jepang di Jakarta menyempatkan diri hadir membaur dengan alumnusnya yang sedang berkutat dengan mesin cetak dan mesin cetak digital. Respon positif datang dari pria ini dan berharap kegiatan ini merupakan sebuah contoh yang baik yang semoga juga bisa diterapkan di daerah lainnya. “Sebenarnya kami hadir untuk memberikan kesempatan mereka berwirausaha, kami memiliki skema untuk itu semua melalui dana stimulasi yang diberikan ketika mereka pulang ke Indonesia,” ujar Komiya yang didampingi oleh Agus Pramuji dari IMM Jepang dan rombongan delegasi dari Ikatan Kenshusei Jawa Tengah.
Rombongan muhibah ini diterima langsung oleh Sinta Nurcahyaning Latri, koordinator pelaksana Delta Media Grafika yang juga relawan JRU beserta Adhimmas Nugroho, relawan JRU.
Sebagai tindak lanjut kolaborasi sinergis tersebut, JRU dan Ikatan Kenshusei Jawa Tengah sepakat untuk mengadakan kegiatan magang kewirausahaan di unit-unit pendampingan usaha di lingkungan JRU. Mulai beberapa bulan yang lalu, kegiatan magang kewirausahaan tersebut diimplementasikan melalui penempatan dua orang alumnus program Kenshusei di unit pendampingan usaha CV Delta Media Grafika. Keduanya setiap hari bergelut dengan kertas, tinta, mesin potong, komputer, dan deru mesin cetak offset & digital printing yang setiap menitnya berjalan memproduksi.
Keduanya adalah Budi dan Prasetyo yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah. Keduanya merupakan peserta program magang ke Jepang yang saat ini telah mencoba berbagai jenis usaha yang kebetulan belum berhasil. “Melalui kegiatan pendampingan kewirausahaan ini, saya berharap ada inspirasi dan pengetahuan teknis yang bermanfaat untuk usaha mandiri saya,” ucap Budi yang ditempatkan menjadi pendamping operator mesin Komori ini. Prasetyo yang berkutat dengan mesin cetak digital juga menyampaikan hal serupa dan berharap ini menjadi langkah yang baik untuk kemandirian mereka.
Menurut Alif Romdhoni, Ketua Ikatan Kenshusei Jawa Tengah, kegiatan magang kewirausahaan ini praktis dibutuhkan oleh mereka sebagai sebuah kawah candradimuka untuk membentuk mentalitas wirausaha yang kokoh. Konstruksi masyarakat yang cenderung tidak memberikan ruang optimal untuk menumbuhkan kewirausahaan akan direvisi melalui kegiatan magang yang benar-benar menempa semangat mereka. “Kami memiliki etos kerja yang bisa dibilang teruji selama di Jepang, tetapi kami sadar inspirasi kewirausahaan masih merupakan barang langka di masyarakat kita ini,” tuturnya jujur. Melalui kegiatan semacam inilah, diharapkan mereka yang sudah memiliki etos kerja dan disiplin samurai tersebut memiliki pengetahuan teknis yang akan membantu kemandirian mereka.
Perhatian atas keberlanjutan kegiatan semacam ini juga datang dari IMM Jepang yang menjadi badan resmi untuk menyalurkan tenaga magang ke Jepang. Di sela kesibukannya, Masanobu Komiya, perwakilan IMM Jepang di Jakarta menyempatkan diri hadir membaur dengan alumnusnya yang sedang berkutat dengan mesin cetak dan mesin cetak digital. Respon positif datang dari pria ini dan berharap kegiatan ini merupakan sebuah contoh yang baik yang semoga juga bisa diterapkan di daerah lainnya. “Sebenarnya kami hadir untuk memberikan kesempatan mereka berwirausaha, kami memiliki skema untuk itu semua melalui dana stimulasi yang diberikan ketika mereka pulang ke Indonesia,” ujar Komiya yang didampingi oleh Agus Pramuji dari IMM Jepang dan rombongan delegasi dari Ikatan Kenshusei Jawa Tengah.
Rombongan muhibah ini diterima langsung oleh Sinta Nurcahyaning Latri, koordinator pelaksana Delta Media Grafika yang juga relawan JRU beserta Adhimmas Nugroho, relawan JRU.