JRU Kembangkan Program Pemagangan Wirausaha Pasca-Magang bagi Eks Kenshusei
Kegiatan pemagangan ke Jepang yang selama ini dikenal oleh sebagian masyarakat sebagai Program Kenshusei memberikan dampak langsung maupun tidak langsung yang positif bagi pertumbuhan lapisan masyarakat yang mendapat kesempatan menjadi bagian dari program tersebut. Tetapi, kegiatan magang tersebut pada banyak kasus hanya menjadi sia-sia semata karena tujuan untuk membentuk masyarakat mandiri tidak tercapai. Inilah titik di mana proses kewirausahaan harus bersentuhan dengan mereka. Dan inilah inti persenyawaan antara JRU dan Ikatan Kenshusei Jawa Tengah.
Persenyawaan tersebut sesungguhnya merupakan sebuah formalisasi setelah beberapa program rintisan sebelumnya telah bergulir. Salah satu di antaranya adalah penempatan eks Kenshusei di salah satu unit pendampingan JRU, Delta Media Grafika. Kerjasama tersebut kemudian bergulir menjadi sebuah ide bersama untuk membangun sebuah kemitraan strategik yang disepakati bernama JRU Kenshusei. Lembaga yang secara bersama menjadi bagian dari masing-masing organisasi tersebut nantinya akan menjadi badan semi otonom untuk menjalankan program pemberdayaan potensi kewirausahaan, pembekalan kewirausahaan pra-magang Jepang, dan pengelolaan bantuan pembiayaan bagi seluruh kegiatan yang dijalankan.
Adhimmas Nugroho, relawan JRU yang menjadi Koordinator Gugus Tugas JRU Kenshusei dari unsur JRU menjelaskan jika JRU Kenshusei akan memiliki beberapa aksi nyata seperti Sekolah Kewirausahaan JRU Kenshusei yang merupakan alternatif solusi untuk mengembangkan potensi kewirausahaan para eks Kenshusei, pendampingan nyata berupa inisiasi laboratorium kewirausahaan di bidang grafika, dan program bantuan pembiayaan bagi calon pemagang ke Jepang. “JRU hadir sebagai mitra sinergis yang mendampingi Ikatan Kenshusei mengakselerasi program visioner mereka membangun masyarakat mandiri,” lanjutnya.
Pergerakan Ikatan Kenshusei Jawa Tengah setelah bersenyawa dengan JRU bisa dikatakan cukup akseleratif. Inspirasi kewirausahaan dan pembentukan jejaring baru telah membuahkan sebuah kerjasama “pilot project” pembekalan magang Jepang dengan BP Dikjur. “Mereka akan mendapat “benefit” dengan bisa memberikan ruang bagi siswa SMK yang sudah menjadi klien utama BP Dikjur untuk langsung mendapat pembekalan resmi dari tempat di mana mereka belajar praktek,” tutur Alif Romdhoni, Ketua Ikatan Kenshusei Jawa Tengah yang juga bersama timnya langsung menangani gerakan organisasi mereka yang bergulir lebih akseleratif lewat pembentukan jejaring-jejaring baru ini.
Ke depan, salah satu langkah konkret yang akan direalisasikan adalah inisiasi laboratorium kewirausahaan pertama JRU Kenshusei berupa sebuah unit produksi grafika. Berbekal sinergi apik dengan JRU dan BP Dikjur, JRU Kenshusei akan mewujudkan laboratorium tersebut di atas fasilitas sarana dari BP Dikjur dan asistensi manajerial dari JRU. “Laboratorium ini tidak akan bersifat murni bisnis karena akan lebih banyak berfokus pada bagaimana memberikan pengalaman konkret berbisnis di ranah grafika yang prospeknya masih relatif bisa berkembang di daerah asal Kenshusei yang tersebar di hampir seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah,” jelas Supardi, relawan JRU yang menjadi pendamping teknis dalam laboratorium kewirausahaan ini.
Selambatnya pada akhir Maret, laboratorium ini akan resmi beroperasi dengan fasilitas praktik berupa dua unit mesin cetak Ryobi, mesin potong listrik, dan mesin ekspos plat film. Laboratorium tersebut sudah memenuhi standar menjadi sebuah unit percetakan laiknya sebuah perusahaan cetak skala kecil-menengah. Seluruhnya difasilitasi bersama oleh JRU Kenshusei dengan memanfaatkan sarana gedung yang merupakan bagian kerjasama antara Ikatan Kenshusei Jawa Tengah dengan BP Dikjur Jawa Tengah.
Kompetensi JRU di ranah grafika akan menjadi garapan pertama dari pendirian laboratorium kewirausahaan yang akan menjadi medium praktik para peserta pembelajaran di Sekolah Kewirausahaan JRU Kenshusei. “Bagi kami inilah langkah konkret untuk memantapkan diri sebagai komunitas kewirausahaan yang memiliki kompetensi kompetitif di dunia grafika di mana kami belajar mendampingi dan menimba lebih banyak masukan dari peserta pembelajaran yang lebih luas lagi cakupan geografisnya,” tutur Adhimmas Nugroho yang diamini oleh Supardi.
Tentu saja, sinergi ini tidak lepas dari visi 2010 JRU, Spirit of Forging Ahead, di mana JRU bertekad untuk melangkah lebih maju dengan senantiasa berprestasi di ranah kompetensi dan mengembangkan lini kompetensi baru untuk memantapkan eksistensi sebagai komunitas kewirausahaan berkelanjutan.
Persenyawaan tersebut sesungguhnya merupakan sebuah formalisasi setelah beberapa program rintisan sebelumnya telah bergulir. Salah satu di antaranya adalah penempatan eks Kenshusei di salah satu unit pendampingan JRU, Delta Media Grafika. Kerjasama tersebut kemudian bergulir menjadi sebuah ide bersama untuk membangun sebuah kemitraan strategik yang disepakati bernama JRU Kenshusei. Lembaga yang secara bersama menjadi bagian dari masing-masing organisasi tersebut nantinya akan menjadi badan semi otonom untuk menjalankan program pemberdayaan potensi kewirausahaan, pembekalan kewirausahaan pra-magang Jepang, dan pengelolaan bantuan pembiayaan bagi seluruh kegiatan yang dijalankan.
Adhimmas Nugroho, relawan JRU yang menjadi Koordinator Gugus Tugas JRU Kenshusei dari unsur JRU menjelaskan jika JRU Kenshusei akan memiliki beberapa aksi nyata seperti Sekolah Kewirausahaan JRU Kenshusei yang merupakan alternatif solusi untuk mengembangkan potensi kewirausahaan para eks Kenshusei, pendampingan nyata berupa inisiasi laboratorium kewirausahaan di bidang grafika, dan program bantuan pembiayaan bagi calon pemagang ke Jepang. “JRU hadir sebagai mitra sinergis yang mendampingi Ikatan Kenshusei mengakselerasi program visioner mereka membangun masyarakat mandiri,” lanjutnya.
Pergerakan Ikatan Kenshusei Jawa Tengah setelah bersenyawa dengan JRU bisa dikatakan cukup akseleratif. Inspirasi kewirausahaan dan pembentukan jejaring baru telah membuahkan sebuah kerjasama “pilot project” pembekalan magang Jepang dengan BP Dikjur. “Mereka akan mendapat “benefit” dengan bisa memberikan ruang bagi siswa SMK yang sudah menjadi klien utama BP Dikjur untuk langsung mendapat pembekalan resmi dari tempat di mana mereka belajar praktek,” tutur Alif Romdhoni, Ketua Ikatan Kenshusei Jawa Tengah yang juga bersama timnya langsung menangani gerakan organisasi mereka yang bergulir lebih akseleratif lewat pembentukan jejaring-jejaring baru ini.
Ke depan, salah satu langkah konkret yang akan direalisasikan adalah inisiasi laboratorium kewirausahaan pertama JRU Kenshusei berupa sebuah unit produksi grafika. Berbekal sinergi apik dengan JRU dan BP Dikjur, JRU Kenshusei akan mewujudkan laboratorium tersebut di atas fasilitas sarana dari BP Dikjur dan asistensi manajerial dari JRU. “Laboratorium ini tidak akan bersifat murni bisnis karena akan lebih banyak berfokus pada bagaimana memberikan pengalaman konkret berbisnis di ranah grafika yang prospeknya masih relatif bisa berkembang di daerah asal Kenshusei yang tersebar di hampir seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah,” jelas Supardi, relawan JRU yang menjadi pendamping teknis dalam laboratorium kewirausahaan ini.
Selambatnya pada akhir Maret, laboratorium ini akan resmi beroperasi dengan fasilitas praktik berupa dua unit mesin cetak Ryobi, mesin potong listrik, dan mesin ekspos plat film. Laboratorium tersebut sudah memenuhi standar menjadi sebuah unit percetakan laiknya sebuah perusahaan cetak skala kecil-menengah. Seluruhnya difasilitasi bersama oleh JRU Kenshusei dengan memanfaatkan sarana gedung yang merupakan bagian kerjasama antara Ikatan Kenshusei Jawa Tengah dengan BP Dikjur Jawa Tengah.
Kompetensi JRU di ranah grafika akan menjadi garapan pertama dari pendirian laboratorium kewirausahaan yang akan menjadi medium praktik para peserta pembelajaran di Sekolah Kewirausahaan JRU Kenshusei. “Bagi kami inilah langkah konkret untuk memantapkan diri sebagai komunitas kewirausahaan yang memiliki kompetensi kompetitif di dunia grafika di mana kami belajar mendampingi dan menimba lebih banyak masukan dari peserta pembelajaran yang lebih luas lagi cakupan geografisnya,” tutur Adhimmas Nugroho yang diamini oleh Supardi.
Tentu saja, sinergi ini tidak lepas dari visi 2010 JRU, Spirit of Forging Ahead, di mana JRU bertekad untuk melangkah lebih maju dengan senantiasa berprestasi di ranah kompetensi dan mengembangkan lini kompetensi baru untuk memantapkan eksistensi sebagai komunitas kewirausahaan berkelanjutan.