Rombongan Tim Kadin Indonesia Kunjungi JRU
Gerakan sebagai sebuah komunitas pendampingan kewirausahaan ternyata merupakan sebuah gerakan yang masih menginspirasi banyak pihak. Salah satunya adalah Tim Kadin Indonesia yang merupakan tim dari Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Investasi dan Transportasi, Chris Kanter. Mereka mengunjungi Warung Wedangan yang dilanjutkan dengan menengok beberapa unit pendampingan JRU.
Berbisnis melalui komunitas memberikan banyak kemanfaatan. Salah satu di antaranya adalah bisa memaksimalkan sumberdaya melalui jejaring yang dimiliki di dalam komunitas. Melalui pemanfaatan sumberdaya mandiri tersebut, pada banyak kasus akan menghasilkan sebuah efisiensi dan efektivitas yang optimal. Demikian disampaikan oleh iLik sAs, Koordinator Relawan JRU yang menerima rombongan Kadin Indonesia yang merupakan bagian dari tim Chris Kanter, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Investasi dan Transportasi. Diterima di Warung Wedangan beberapa waktu lalu dalam kehangatan sajian makan siang, rombongan yang dihantar langsung oleh Ketua Umum Kadin Jawa Tengah, Solichedi dan Wakil Ketua Umum, Djoko Oryxahadi tersebut terkesan dengan sajian Warung Wedangan yang khas masakan rumahan.
Tak hanya itu, Ketua Umum Kadin Jawa Tengah yang telah lama menjadi salah satu pendamping pembinaan JRU, menyampaikan cerita pendampingan kewirausahaan yang berhasil mengangkat lebih dari 30 orang menjadi wirausaha sekaligus praktisi pemberdayaan masyarakat. Komunitas tersebut diakui beliau merupakan sebuah inspirasi yang bisa dijadikan teladan untuk membina UMKM di banyak daerah lainnya. “Mereka memiliki “upstream” hingga “downstream” sehingga memaksimalkan sumberdaya di komunitas sendiri,” tutur beliau dengan bangga. Mungkin tidak mudah memahami komunitas semacam ini, tetapi menurut beliau bila pola seperti ini diduplikasi akan timbul sebuah perputaran investasi yang luar bisa dan menggerakkan ekonomi riil.
Tim Kadin Indonesia yang sehari-harinya banyak berkutat dengan dunia investasi tersebut kemudian tertarik untuk menyaksikan sendiri karya nyata pendampingan JRU. Mereka kemudian berkesempatan menengok unit pendampingan JRU yang bergerak di bidang “hot stamp” John Foil yang terletak tidak jauh dari Warung Wedangan. Mereka kemudian mendapat penjelasan dari tim relawan JRU yang merapat jika unit pendampingan tersebut sebenarnya dibiayai dengan permodalan yang relatif minimum. “Dari modal yang relatif kecil tersebut, setiap bulannya dapat menabung untuk berinvestasi mesin baru,” ujar Henricus Karjono, Koordinator John Foil. Henricus Karjono kemudian melanjutkan kinerja yang optimal tersebut tentu saja dikarenakan unit ini merupakan pendampingan JRU yang di dalamnya terdapat unit-unit grafika yang memerlukan proses penyelesain produk berupa “hot stamp”.
Melihat “keajaiban” tersebut, rombongan yang memang berpengalaman dalam dunia investasi kemudian menyampaikan beberapa gagasan bentukan investasi yang bisa lebih memberdayakan sektor ekonomi mikro. Koordinator Relawan JRU, iLik sAs yang sudah 15 tahun mendampingi bisnis mikro menyambut baik gagasan tersebut. “Kendala permodalan memang menjadi salah satu tantangan kami semua ketika bisnis mulai bertumbuh dan membutuhkan permodalan yang semakin besar,” lanjut beliau. Melalui solusi-solusi instrumen investasi yang bisa dikreasi bersama antara praktisi investasi dan pebisnis mikro, hal tersebut mungkin bisa semakin memperkaya solusi permodalan yang ada. “Ke depan, komunitas-komunitas seperti JRU ini harus bertumbuh menjadi skala kecil-menengah yang tentu saja akan menarik jika ada investor di pasar modal yang tidak hanya berorientasi profit semata tetapi juga memberdayakan masyarakat,” tutur Solichedi memberikan semangat. Tentu saja, ini merupakan sebuah wacana baru bagi sektor mikro-kecil untuk semakin bersemangat menumbuhkan diri dan berkembang semakin memberdayakan masyarakat.
Berbisnis melalui komunitas memberikan banyak kemanfaatan. Salah satu di antaranya adalah bisa memaksimalkan sumberdaya melalui jejaring yang dimiliki di dalam komunitas. Melalui pemanfaatan sumberdaya mandiri tersebut, pada banyak kasus akan menghasilkan sebuah efisiensi dan efektivitas yang optimal. Demikian disampaikan oleh iLik sAs, Koordinator Relawan JRU yang menerima rombongan Kadin Indonesia yang merupakan bagian dari tim Chris Kanter, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Investasi dan Transportasi. Diterima di Warung Wedangan beberapa waktu lalu dalam kehangatan sajian makan siang, rombongan yang dihantar langsung oleh Ketua Umum Kadin Jawa Tengah, Solichedi dan Wakil Ketua Umum, Djoko Oryxahadi tersebut terkesan dengan sajian Warung Wedangan yang khas masakan rumahan.
Tak hanya itu, Ketua Umum Kadin Jawa Tengah yang telah lama menjadi salah satu pendamping pembinaan JRU, menyampaikan cerita pendampingan kewirausahaan yang berhasil mengangkat lebih dari 30 orang menjadi wirausaha sekaligus praktisi pemberdayaan masyarakat. Komunitas tersebut diakui beliau merupakan sebuah inspirasi yang bisa dijadikan teladan untuk membina UMKM di banyak daerah lainnya. “Mereka memiliki “upstream” hingga “downstream” sehingga memaksimalkan sumberdaya di komunitas sendiri,” tutur beliau dengan bangga. Mungkin tidak mudah memahami komunitas semacam ini, tetapi menurut beliau bila pola seperti ini diduplikasi akan timbul sebuah perputaran investasi yang luar bisa dan menggerakkan ekonomi riil.
Tim Kadin Indonesia yang sehari-harinya banyak berkutat dengan dunia investasi tersebut kemudian tertarik untuk menyaksikan sendiri karya nyata pendampingan JRU. Mereka kemudian berkesempatan menengok unit pendampingan JRU yang bergerak di bidang “hot stamp” John Foil yang terletak tidak jauh dari Warung Wedangan. Mereka kemudian mendapat penjelasan dari tim relawan JRU yang merapat jika unit pendampingan tersebut sebenarnya dibiayai dengan permodalan yang relatif minimum. “Dari modal yang relatif kecil tersebut, setiap bulannya dapat menabung untuk berinvestasi mesin baru,” ujar Henricus Karjono, Koordinator John Foil. Henricus Karjono kemudian melanjutkan kinerja yang optimal tersebut tentu saja dikarenakan unit ini merupakan pendampingan JRU yang di dalamnya terdapat unit-unit grafika yang memerlukan proses penyelesain produk berupa “hot stamp”.
Melihat “keajaiban” tersebut, rombongan yang memang berpengalaman dalam dunia investasi kemudian menyampaikan beberapa gagasan bentukan investasi yang bisa lebih memberdayakan sektor ekonomi mikro. Koordinator Relawan JRU, iLik sAs yang sudah 15 tahun mendampingi bisnis mikro menyambut baik gagasan tersebut. “Kendala permodalan memang menjadi salah satu tantangan kami semua ketika bisnis mulai bertumbuh dan membutuhkan permodalan yang semakin besar,” lanjut beliau. Melalui solusi-solusi instrumen investasi yang bisa dikreasi bersama antara praktisi investasi dan pebisnis mikro, hal tersebut mungkin bisa semakin memperkaya solusi permodalan yang ada. “Ke depan, komunitas-komunitas seperti JRU ini harus bertumbuh menjadi skala kecil-menengah yang tentu saja akan menarik jika ada investor di pasar modal yang tidak hanya berorientasi profit semata tetapi juga memberdayakan masyarakat,” tutur Solichedi memberikan semangat. Tentu saja, ini merupakan sebuah wacana baru bagi sektor mikro-kecil untuk semakin bersemangat menumbuhkan diri dan berkembang semakin memberdayakan masyarakat.