Ketika Hidup ini Hanya Bertukar Saja…
Ada permulaan di setiap akhir dan ada pula akhir bagi semua permulaan. Amsal tersebut tampaknya adalah sesuatu yang terjanji sebagai sebuah garis kehidupan. Kerabat JRU pada bulan ini boleh berduka di satu hari, tetapi di hari yang lain ada sebuah pengharapan baru yang tengah disemai…
Bulan Oktober bisa dikatakan sebuah bulan yang lengkap bagi kerabat JRU. Bulan ini diisi dengan kesibukan yang hampir seakan tidak pernah berhenti. Rezeki komunitas yang terus membesar melalui silaturahmi menemukan jalannya ketika di bulan-bulan ini, kerabat JRU begitu banyak mendapat berkat Tuhan seperti dana hibah pendampingan PKBL Bank Mandiri yang tidak terharapkan sebelumnya tiba-tiba diberikan melalui PUPUK Kadin Jawa Tengah, beragam cerita persahabatan digalang bersama dengan berbagai komunitas, serta banyak peluang pengembangan gerakan kewirausahaan komunitas yang dipetik di bulan ini.
Bulan ini juga merupakan sebuah bulan ujian bagi sebuah amanah. Tanggung jawab menjadi sebuah komunitas diuji dengan berbagai kemudahan dan akses. Salah satunya juga amanah untuk meneruskan sebuah estafet perjuangan kehidupan. Di pagi hari yang damai pada 18 Oktober lalu, kerabat JRU, Karjono yang akrab dipanggil Bang John mendapat kabar duka. Ayahanda tercinta menutup usia dengan tenang selamanya di pagi itu pada usianya yang berbilang 67 tahun. Ignatius Suloso, ayahanda tercinta Bang John yang juga ayah mertua terkasih bagi Sri Hartini, kerabat JRU yang memandegani Warung Wedangan, meninggal dengan tenang di kampung halaman di Jatitengah, Wirosari, Grobogan.
Almarhum kemudian dimakamkan pada hari yang sama di pemakaman desa yang terletak tak jauh dari rumahnya. Beberapa relawan JRU seperti Supardi, Ririn Narulita, Supriyadi, Rudy Armunanto, Arie Rachmawati, Tri Prameswari, Heruningsih Kusumaningrum, serta duet Agung Sulistiarto dan Agung Kurniawan, turut datang bertakziah melepas jenazah.
Hidup memang harus selalu berlanjut, di tengah kabar duka tersebut selalu tersimpan rahasia Tuhan. Pada bulan ini juga, relawan JRU Shinta Nurcahyaning Latri dan Atri Rachmawati melewatkan harinya dengan mengandung buah hati kedua mereka. Kehamilan tersebut tentu saja disambut dengan suka cita seraya harapan tersembul: semoga janin yang dikandung sehat hingga hari persalinan nanti. Beberapa kawan berkarya di unit pendampingan juga dilaporkan tengah mengandung, sungguh sebuah perayaan suka cita dan pengharapan tiada henti.
Hidup memang hanyalah sebuah lari estafet. Bagi mereka yang sudah menyelesaikan putarannya, tak terelakkan harus menyerahkan tongkat kepada yang akan menyelesaikan di putaran selanjutnya. Selamat jalan ayah… Selamat beristirahat… Semoga benih-benih yang tengah bertumbuh di kerabat kami lainnya yang akan meneruskan estafet perjuangan kehidupan…
Bulan Oktober bisa dikatakan sebuah bulan yang lengkap bagi kerabat JRU. Bulan ini diisi dengan kesibukan yang hampir seakan tidak pernah berhenti. Rezeki komunitas yang terus membesar melalui silaturahmi menemukan jalannya ketika di bulan-bulan ini, kerabat JRU begitu banyak mendapat berkat Tuhan seperti dana hibah pendampingan PKBL Bank Mandiri yang tidak terharapkan sebelumnya tiba-tiba diberikan melalui PUPUK Kadin Jawa Tengah, beragam cerita persahabatan digalang bersama dengan berbagai komunitas, serta banyak peluang pengembangan gerakan kewirausahaan komunitas yang dipetik di bulan ini.
Bulan ini juga merupakan sebuah bulan ujian bagi sebuah amanah. Tanggung jawab menjadi sebuah komunitas diuji dengan berbagai kemudahan dan akses. Salah satunya juga amanah untuk meneruskan sebuah estafet perjuangan kehidupan. Di pagi hari yang damai pada 18 Oktober lalu, kerabat JRU, Karjono yang akrab dipanggil Bang John mendapat kabar duka. Ayahanda tercinta menutup usia dengan tenang selamanya di pagi itu pada usianya yang berbilang 67 tahun. Ignatius Suloso, ayahanda tercinta Bang John yang juga ayah mertua terkasih bagi Sri Hartini, kerabat JRU yang memandegani Warung Wedangan, meninggal dengan tenang di kampung halaman di Jatitengah, Wirosari, Grobogan.
Almarhum kemudian dimakamkan pada hari yang sama di pemakaman desa yang terletak tak jauh dari rumahnya. Beberapa relawan JRU seperti Supardi, Ririn Narulita, Supriyadi, Rudy Armunanto, Arie Rachmawati, Tri Prameswari, Heruningsih Kusumaningrum, serta duet Agung Sulistiarto dan Agung Kurniawan, turut datang bertakziah melepas jenazah.
Hidup memang harus selalu berlanjut, di tengah kabar duka tersebut selalu tersimpan rahasia Tuhan. Pada bulan ini juga, relawan JRU Shinta Nurcahyaning Latri dan Atri Rachmawati melewatkan harinya dengan mengandung buah hati kedua mereka. Kehamilan tersebut tentu saja disambut dengan suka cita seraya harapan tersembul: semoga janin yang dikandung sehat hingga hari persalinan nanti. Beberapa kawan berkarya di unit pendampingan juga dilaporkan tengah mengandung, sungguh sebuah perayaan suka cita dan pengharapan tiada henti.
Hidup memang hanyalah sebuah lari estafet. Bagi mereka yang sudah menyelesaikan putarannya, tak terelakkan harus menyerahkan tongkat kepada yang akan menyelesaikan di putaran selanjutnya. Selamat jalan ayah… Selamat beristirahat… Semoga benih-benih yang tengah bertumbuh di kerabat kami lainnya yang akan meneruskan estafet perjuangan kehidupan…