Farid Gaban dengan Zamrud Khatulistiwa-nya
Banyak orang belum pernah mendengar ataupun menonton Film Expedisi Zamrud Khatulistiwa. Tetapi ketika film mulai diputar, pasti kaki akan enggan beranjak. Film dokumenter berformat DVD berdurasi 45 menit tersebut berkisah tentang petualangan panjang Tim Zamrud Khatulistiwa, Farid Gaban dan Ahmad Yunus yang mengelilingi Indonesia dengan mengendarai Honda Win 100CC buatan tahun 2000. Perjalanan ini dimulai pada Juni 2009 hingga April 2010.
Menariknya, salah satu tokoh utama dalam film tersebut yaitu Farid Gaban, hadir secara khusus dalam pemutaran film pada Raker JRU Senin lalu (23/05). Farid Gaban adalah wartawan dan penulis lepas yang kini bermukim di Wonosobo. Ia hadir secara khusus untuk berbagi cerita dengan rekan-rekan JRU. Selesai film diputar, Farid Gaban menceritakan ekspedisinya dengan disambut tepuk tangan meriah.
Ia menceritakan bahwa selama perjalanan dari satu pulau ke pulau lain mereka mengandalkan rumah penduduk, masjid dan kapal sebagai tempat beristirahat. Bahkan makan pun selalu berbeda dari satu daerah dengan daerah lain. Dalam hal komunikasi dan informasi, mereka hanya mengandalkan dari peralatan yang dibawa seperti kamera, netbook, dan handphone. Biaya yang dihabiskan kurang lebih Rp 200.000,00 per orang per hari atau Rp 12.000.000,00 per bulan.
Pria yang sudah 25 tahun menjadi wartawan itu juga mengutarakan motivasinya melakukan ekspedisi tersebut. “Sebenarnya ekspedisi ini ada karena saya memang ingin membuat buku tentang kehidupan under water Indonesia karena saya melihat banyak potensi tersebut sangat memungkinkan. Untungnya, istri dan keluarga saya sangat mendukung. Tanpa dukungan keluarga mungkin expedisi ini tidak terwujud. Pada saat saya merasa kalau ekspedisi ini cukup berat dan saya hampir menyerah, justru istri saya sering memotivasi. Karena dukungan motivasi dari istri saya itu, semangat pun bangkit lagi,” pungkas pria beristri dokter tersebut.
Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena
Menariknya, salah satu tokoh utama dalam film tersebut yaitu Farid Gaban, hadir secara khusus dalam pemutaran film pada Raker JRU Senin lalu (23/05). Farid Gaban adalah wartawan dan penulis lepas yang kini bermukim di Wonosobo. Ia hadir secara khusus untuk berbagi cerita dengan rekan-rekan JRU. Selesai film diputar, Farid Gaban menceritakan ekspedisinya dengan disambut tepuk tangan meriah.
Ia menceritakan bahwa selama perjalanan dari satu pulau ke pulau lain mereka mengandalkan rumah penduduk, masjid dan kapal sebagai tempat beristirahat. Bahkan makan pun selalu berbeda dari satu daerah dengan daerah lain. Dalam hal komunikasi dan informasi, mereka hanya mengandalkan dari peralatan yang dibawa seperti kamera, netbook, dan handphone. Biaya yang dihabiskan kurang lebih Rp 200.000,00 per orang per hari atau Rp 12.000.000,00 per bulan.
Pria yang sudah 25 tahun menjadi wartawan itu juga mengutarakan motivasinya melakukan ekspedisi tersebut. “Sebenarnya ekspedisi ini ada karena saya memang ingin membuat buku tentang kehidupan under water Indonesia karena saya melihat banyak potensi tersebut sangat memungkinkan. Untungnya, istri dan keluarga saya sangat mendukung. Tanpa dukungan keluarga mungkin expedisi ini tidak terwujud. Pada saat saya merasa kalau ekspedisi ini cukup berat dan saya hampir menyerah, justru istri saya sering memotivasi. Karena dukungan motivasi dari istri saya itu, semangat pun bangkit lagi,” pungkas pria beristri dokter tersebut.
Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena