RAPAT KERJA JRU MEI 2011:
Terus Maju Melampaui Batas
Senin (23/05) bertempat di Ruang Merbabu Hotel Novotel lantai 2, Jaringan RumahUSAHA kembali mengadakan Rapat Kerja. Acara ini berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 17.00 dengan tema “Melampaui Batas Kompetensi”. Berikut liputannya:
Selain dihadiri oleh 30 orang koordinator usaha yang datang pada Raker Desember lalu, Raker kali ini juga dihadiri oleh wajah-wajah baru seperti Metha Pratista, Febru Harsono, Lina Luthfiana, dan Wahyu Falah. Selain itu, Raker kali ini lebih terasa spesial oleh kehadiran Prie GS (Budayawan dan Motivator), Farid Gaban (Wartawan senior dan aktivis Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa), Louise Je Tonno (pegiat desain grafis) serta Alif Romdloni (Ketua Ikatan Kenshusei Jawa Tengah).
Seperti biasa, rapat kerja dimulai dengan pemaparan garis besar rencana Jaringan RumahUSAHA ke depannya. Sebagai komunitas yang dikenal berkecimpung di bidang grafika, JRU mulai mengukuhkan dirinya untuk bisa bertransformasi menjadi klaster industri kreatif. JRU juga berkomitmen dan konsisten di bisnis baru yaitu perdagangan dan jasa keuangan. Tak hanya menjadi raja di Jawa Tengah, JRU juga bertekad menjadi industri unggulan nasional bahkan mendunia.
Bila sebelumnya banyak orang mengenal hanya ada satu founder JRU yaitu iLik sAs, Rapat Kerja ini juga merupakan bagian dari konferensi untuk me-launching bahwa founder JRU tidak hanya ada satu namun terdiri dari 9 orang. Di antaranya Agung Kurniawan, Adhimmas Nugroho, Heruningsih, Agung Sulistiarto, Sutar Adijoyo Putranto, Arie Rachmawati, Tri Prameswari, Ririn Narulita, dan iLik sAs.
Selanjutnya acara diteruskan dengan refleksi dari Prie GS yang menghibur sekaligus bermakna. Kemudian dilanjutkan pemutaran film dokumenter “Zamrud Khatulistiwa” oleh Farid Gaban. Mengapa diputarkan film ini? Karena film ini adalah sebagian contoh bagaimana kita melampaui batas kemampuan kita. “Ya, film ini diputar bertujuan agar kita membuka mata. Kalau Farid Gaban saja bisa mempraktikan ilmu “Passing The Limit” ini, kita semua juga pasti bisa,” ujar iLik sAs, salah satu founder JRU dengan bersemangat.
Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena
Selain dihadiri oleh 30 orang koordinator usaha yang datang pada Raker Desember lalu, Raker kali ini juga dihadiri oleh wajah-wajah baru seperti Metha Pratista, Febru Harsono, Lina Luthfiana, dan Wahyu Falah. Selain itu, Raker kali ini lebih terasa spesial oleh kehadiran Prie GS (Budayawan dan Motivator), Farid Gaban (Wartawan senior dan aktivis Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa), Louise Je Tonno (pegiat desain grafis) serta Alif Romdloni (Ketua Ikatan Kenshusei Jawa Tengah).
Seperti biasa, rapat kerja dimulai dengan pemaparan garis besar rencana Jaringan RumahUSAHA ke depannya. Sebagai komunitas yang dikenal berkecimpung di bidang grafika, JRU mulai mengukuhkan dirinya untuk bisa bertransformasi menjadi klaster industri kreatif. JRU juga berkomitmen dan konsisten di bisnis baru yaitu perdagangan dan jasa keuangan. Tak hanya menjadi raja di Jawa Tengah, JRU juga bertekad menjadi industri unggulan nasional bahkan mendunia.
Bila sebelumnya banyak orang mengenal hanya ada satu founder JRU yaitu iLik sAs, Rapat Kerja ini juga merupakan bagian dari konferensi untuk me-launching bahwa founder JRU tidak hanya ada satu namun terdiri dari 9 orang. Di antaranya Agung Kurniawan, Adhimmas Nugroho, Heruningsih, Agung Sulistiarto, Sutar Adijoyo Putranto, Arie Rachmawati, Tri Prameswari, Ririn Narulita, dan iLik sAs.
Selanjutnya acara diteruskan dengan refleksi dari Prie GS yang menghibur sekaligus bermakna. Kemudian dilanjutkan pemutaran film dokumenter “Zamrud Khatulistiwa” oleh Farid Gaban. Mengapa diputarkan film ini? Karena film ini adalah sebagian contoh bagaimana kita melampaui batas kemampuan kita. “Ya, film ini diputar bertujuan agar kita membuka mata. Kalau Farid Gaban saja bisa mempraktikan ilmu “Passing The Limit” ini, kita semua juga pasti bisa,” ujar iLik sAs, salah satu founder JRU dengan bersemangat.
Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena