Kehadiran Anne Avantie di Forum Wedangan
Forum Wedangan yang digelar kemarin, Rabu (15/06) terasa sangat spesial. Selain diadakan di Ruang Lokapala, Gedung BI Semarang nan megah, kehadiran beberapa tokoh perempuan kreatif nan berprestasi menjadi salah satu alasannya. Salah satunya adalah Social Entrepreneur dan Desainer Anne Avantie yang menyempatkan diri berbagi kisah inspiratif. Simak ceritanya berikut ini:
Sosok perempuan dinilai lebih menggunakan hatinya daripada laki-laki. Hal inilah yang membuat perempuan menjadi sosok spesial dalam industri kreatif. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, para pelaku industri kreatif tak hanya menggunakan logika namun juga harus menggunakan hati. Seperti itulah yang disampaikan Anne Avantie dalam Forum Wedangan kemarin dengan tema “Perempuan Kreatif, Perempuan Berprestasi”.
“Perempuan memang mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan laki-laki untuk bisa mencapai keberhasilan. Tetapi perempuan berprestasi tak bisa dipandang sebagai satu kepribadian yang maju sendiri. Perempuan berprestasi itu juga dilihat siapa dan bagaimana suaminya. Artinya, perempuan tetap harus mendukung serta menghargai keberhasilan suaminya dan sang suami pun memberi energi melalui pengertiannya,” ujarnya membuka forum.
Tidak banyak berbasa-basi, Anne Avantie kemudian menceritakan perjalanan hidupnya yang didukung penuh oleh sang suami. Mengawali karier dari Semarang, Anne kini dikenal sebagai desainer papan atas Indonesia dengan spesialisasi desain kebaya. Anne adalah sosok perempuan pekerja keras yang konsisten dengan dunianya. Dunia kemanusiaan juga mengakrabkan Anne dengan anak-anak penderita Hydrocephallus melalui Wisma Kasih Bunda yang didirikannya di kawasan Sanggung, Semarang.
“Saya menjadi seperti sekarang ini, tidak lepas dari dukungan Yoseph Henry, suami saya. Setiap kali pergi, saya usahakan untuk selalu memberitahu Pak Yoseph akan kemana saya, sampai jam berapa, acaranya apa saja, sampai dia juga tahu jadwal saya selama sebulan full. Ini sebagai tanda bahwa perempuan tetap menghargai sang suami tanpa harus melibatkannya secara penuh,” ungkapnya.
“Sesibuk-sibuknya atau sesukses-suksesnya seorang perempuan, tetap suami yang memegang kendali utama dalam rumah tangga. Saya yakin, tidak ada perempuan yang mampu berjalan sendiri tanpa dukungan penuh suaminya. Oleh karena itulah, kita sebagai perempuan tetap harus menghargai suami apa adanya dia,” tambah desainer yang prestasinya telah diakui di seluruh penjuru negeri ini.
Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena
Sosok perempuan dinilai lebih menggunakan hatinya daripada laki-laki. Hal inilah yang membuat perempuan menjadi sosok spesial dalam industri kreatif. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, para pelaku industri kreatif tak hanya menggunakan logika namun juga harus menggunakan hati. Seperti itulah yang disampaikan Anne Avantie dalam Forum Wedangan kemarin dengan tema “Perempuan Kreatif, Perempuan Berprestasi”.
“Perempuan memang mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan laki-laki untuk bisa mencapai keberhasilan. Tetapi perempuan berprestasi tak bisa dipandang sebagai satu kepribadian yang maju sendiri. Perempuan berprestasi itu juga dilihat siapa dan bagaimana suaminya. Artinya, perempuan tetap harus mendukung serta menghargai keberhasilan suaminya dan sang suami pun memberi energi melalui pengertiannya,” ujarnya membuka forum.
Tidak banyak berbasa-basi, Anne Avantie kemudian menceritakan perjalanan hidupnya yang didukung penuh oleh sang suami. Mengawali karier dari Semarang, Anne kini dikenal sebagai desainer papan atas Indonesia dengan spesialisasi desain kebaya. Anne adalah sosok perempuan pekerja keras yang konsisten dengan dunianya. Dunia kemanusiaan juga mengakrabkan Anne dengan anak-anak penderita Hydrocephallus melalui Wisma Kasih Bunda yang didirikannya di kawasan Sanggung, Semarang.
“Saya menjadi seperti sekarang ini, tidak lepas dari dukungan Yoseph Henry, suami saya. Setiap kali pergi, saya usahakan untuk selalu memberitahu Pak Yoseph akan kemana saya, sampai jam berapa, acaranya apa saja, sampai dia juga tahu jadwal saya selama sebulan full. Ini sebagai tanda bahwa perempuan tetap menghargai sang suami tanpa harus melibatkannya secara penuh,” ungkapnya.
“Sesibuk-sibuknya atau sesukses-suksesnya seorang perempuan, tetap suami yang memegang kendali utama dalam rumah tangga. Saya yakin, tidak ada perempuan yang mampu berjalan sendiri tanpa dukungan penuh suaminya. Oleh karena itulah, kita sebagai perempuan tetap harus menghargai suami apa adanya dia,” tambah desainer yang prestasinya telah diakui di seluruh penjuru negeri ini.
Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena