Berbisnis dari Nol
Banyak orang yang berbondong-bondong ingin beralih profesi menjadi pengusaha. Tetapi tak sedikit pula yang mentalnya langsung menciut karena merasa tidak memiliki modal. Ya, keterbatasan modal memang menjadi kendala untuk memulai suatu usaha. Namun hal ini bukanlah persoalan rumit jika kita mempunyai banyak akal. Lihatlah pada bisnis-bisnis yang kini menjadi raksasa. Sebagian besar di antaranya justru bermula dari modal kecil. Tetapi dari sinilah, mereka mampu menunjukkan eksistensi dan berkembang dalam persaingan ketat.
Sebagai pendatang baru di dunia usaha, hal sama juga dilalui empat sekawan dari Yogyakarta bernama Eko Yulianto, Fath Aulia Muhammad, Asyari Tamimi dan Febri Triyanto. Dengan modal kecil, mereka bertekad membangun sebuah bisnis. Oleh karena itu, mereka berpikir agar bisnis yang mereka bangun dapat menjadi terobosan baru. Kemudian dibuatlah sebuah gerobak berwarna merah kuning. Tanpa malu, mereka memulai usaha berjualan stick singkong goreng yang kini diberi label Tela-tela.
Upaya mereka mengangkat derajat singkong sehingga “selevel” dengan cemilan impor pun berhasil. Bahkan kini singkong tersebut menjadi substistusi frenchfries atau kentang goreng. Hanya dalam waktu 2 tahun, sekitar 1200 outlet Tela-tela telah tersebar di seluruh Indonesia, dengan omset penjualan dua sampai tiga miliar rupiah per bulan.
Demikian pula dengan Rizky Yanuar. Berawal dari hobinya bermain skateboard, ia bersama kedua teman dekatnya membuat sendiri kaos, jaket dan aksesoris bernuansa komunitas skateboard. Usahanya ini dimulai pada tahun 1998. Mulanya pun hanya mengandalkan modal hasil patungan sebesar 200 ribu rupiah. Aktivitas yang semula hanya hobi, kini menjadi hoki mereka.
Produk-produknya awalnya hanya dipromosikan melalui mulut ke mulut kepada sesama komunitas skateboard. Tak lama kemudian, usahanya berkembang ke jalur distro. Dan kini bisnis clothing-nya ini memiliki sebuah toko showroom khusus dengan bendera Ouval Research. Produk-produknya pun semakin merajalela di kalangan anak muda. Hingga kini Ouval Research sudah mempunyai 4 outlet di Bandung dan Jakarta, serta 100 distributor di seluruh Indonesia yang mengalirkan omzet 1-2 miliar per bulan.
Walaupun memulai bisnis dengan modal seadanya, mereka tetap mempunyai semangat tinggi dan tidak mudah menyerah. Tak perlu kecil hati karena modal yang kita gunakan bernilai kecil. Justru sesuatu yang besar selalu berawal dari hal yang kecil. Yang terpenting adalah berani memulai dan terus menumbuhkannya. Jika para pengusaha ini dapat membuktikannya, berarti kita juga bisa. Tentu semua ini harus diiringi dengan metode-metode yang tepat pula.
Sebelum mewujudkan gagasan bisnis, lebih baik kita pelajari terlebih dahulu seluk-beluk bisnis tersebut. Cara terbaiknya adalah dengan mencari tahu dan mengamati melalui pengusaha yang lebih dulu sukses. Jika bisnis benar-benar baru, minimal kita telah belajar dan mengetahui bagaimana menjalankan sebuah bisnis. Jika memang sudah yakin, barulah mengaplikasikannya.
Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena
Sebagai pendatang baru di dunia usaha, hal sama juga dilalui empat sekawan dari Yogyakarta bernama Eko Yulianto, Fath Aulia Muhammad, Asyari Tamimi dan Febri Triyanto. Dengan modal kecil, mereka bertekad membangun sebuah bisnis. Oleh karena itu, mereka berpikir agar bisnis yang mereka bangun dapat menjadi terobosan baru. Kemudian dibuatlah sebuah gerobak berwarna merah kuning. Tanpa malu, mereka memulai usaha berjualan stick singkong goreng yang kini diberi label Tela-tela.
Upaya mereka mengangkat derajat singkong sehingga “selevel” dengan cemilan impor pun berhasil. Bahkan kini singkong tersebut menjadi substistusi frenchfries atau kentang goreng. Hanya dalam waktu 2 tahun, sekitar 1200 outlet Tela-tela telah tersebar di seluruh Indonesia, dengan omset penjualan dua sampai tiga miliar rupiah per bulan.
Demikian pula dengan Rizky Yanuar. Berawal dari hobinya bermain skateboard, ia bersama kedua teman dekatnya membuat sendiri kaos, jaket dan aksesoris bernuansa komunitas skateboard. Usahanya ini dimulai pada tahun 1998. Mulanya pun hanya mengandalkan modal hasil patungan sebesar 200 ribu rupiah. Aktivitas yang semula hanya hobi, kini menjadi hoki mereka.
Produk-produknya awalnya hanya dipromosikan melalui mulut ke mulut kepada sesama komunitas skateboard. Tak lama kemudian, usahanya berkembang ke jalur distro. Dan kini bisnis clothing-nya ini memiliki sebuah toko showroom khusus dengan bendera Ouval Research. Produk-produknya pun semakin merajalela di kalangan anak muda. Hingga kini Ouval Research sudah mempunyai 4 outlet di Bandung dan Jakarta, serta 100 distributor di seluruh Indonesia yang mengalirkan omzet 1-2 miliar per bulan.
Walaupun memulai bisnis dengan modal seadanya, mereka tetap mempunyai semangat tinggi dan tidak mudah menyerah. Tak perlu kecil hati karena modal yang kita gunakan bernilai kecil. Justru sesuatu yang besar selalu berawal dari hal yang kecil. Yang terpenting adalah berani memulai dan terus menumbuhkannya. Jika para pengusaha ini dapat membuktikannya, berarti kita juga bisa. Tentu semua ini harus diiringi dengan metode-metode yang tepat pula.
Sebelum mewujudkan gagasan bisnis, lebih baik kita pelajari terlebih dahulu seluk-beluk bisnis tersebut. Cara terbaiknya adalah dengan mencari tahu dan mengamati melalui pengusaha yang lebih dulu sukses. Jika bisnis benar-benar baru, minimal kita telah belajar dan mengetahui bagaimana menjalankan sebuah bisnis. Jika memang sudah yakin, barulah mengaplikasikannya.
Serena Marga
Wiramuda, Relawan JRU
twitter: @saoriserena