Belajar dari Dell
Oleh Harmanto
Kecepatan mengambil tindakan didahului dengan rencana yang baik serta kerjasama team yang kompak bisa melakukan sesuatu yang dirasa tidak mungkin.
Beberapa tahun yang lalu di Amerika Serikat terjadi pemogokan buruh pelabuhan yang melibatkan lebih dari 10000 buruh pelabuhan selama 10 hari yang mengakibatkan 29 pelabuhan dipantai barat Amerika dari Los Angeles sampai Seattle ditutup. Akibat dari kejadian ini membawa dampak sangat besar terutama bagi perusahaan yang sangat ketat menerapkan Supply Chain Management dengan sistem “just in time”, Manajemen Tepat Waktu, seperti Dell komputer yang dikenal sebagai salah satu penyedia PC terbesar didunia. Para Pakar analisa bisnis memperkirakan dengan kejadian ini Dell akan mengalami masalah dengan 2 pabrik perakitan komputernya yang mengandalkan spare part yang dikirim dari beberapa negara karena Dell menerapkan sistem tidak adanya gudang penyimpanan untuk CPU board, hard disk dan sebagainya, semua mengandalkan sistem “JIT” … nah apa yang dilakukan oleh Dell untuk mengatasinya?, menarik untuk dicermati dan dipelajari. Dick Hunter, saat itu bos yang bertanggung jawab terhadap supply chain dari spare parts Dell langsung memutuskan mereka “HARUS” bertindak lebih cepat dari pesaingnya dan “TIDAK” bisa memberikan toleransi terhadap semua keterlambatan pengiriman. Dick lalu membentuk team yang terdiri dari 10 orang logistic specialis dan team ini diberi nama “Tiger Team” dengan tugas utama melakukan koordinasi pengiriman dari Taiwan, China dan Malaysia dimana part komputer itu dibuat serta serta menghubungi jaringan freight forwarder untuk contigency plan .. mereka langsung booking 18 pesawat Boeing 747 dari UPS, Northwest Airlines, China Airlines dan beberapa perusahaan yang lain, satu pesawat Boeing 747 bisa memuat 10 container yang cukup untuk produksi 10.000 PC … artinya mereka mempersiapkan penyediaan part yang cukup untuk memproduksi 180.000 PC. Tindakan Dell ini sangat cepat, saat para perusahaan courier service ini memanfaatkan situasi yang terjadi dengan permintaan yang meningkat untuk pengiriman barang lalu menaikan harga menjadi USD 1.1 juta untuk satu kali trip dari Asia ke West Coast, Dell “hanya” membayar USD 500.000,- saja karena deal dilakukan pada saat awal kejadian, bayangkan berapa penghematan yang dilakukan … 18 x USD 600.000,- jumlah uang yang besar yang bisa dihemat karena memanfaatkan keunggulan waktu … Satu lagi yang diminta Dell yaitu delivery parts ini dari Shanghai dan Taipei bolak balik ke Bandara di Amerika terdekat dengan factory nya yang berlokasi di Austin dan Nasville hanya diperbolehkan maksimum 33 jam saja, artinya pengaturan waktu loading, reloading, isi bahan bakar pesawat dimontor dengan sangat ketat untuk menekan cost dan waktu … hebat banget … karena pengalaman saya terbang dari Hongkong ke LA saja sekitar 10 jam … Yang menarik lagi adalah pengaturan para petugas Logistik di lapangan bekerjasama dengan freight specialist disetiap bandara di Asia yang menggunakan carrier service yang bercampur dengan barang perusahaan lain selalu berusaha memasukan parts Dell ke pesawat yang paling akhir sehingga bisa keluar duluan disetiap bandara tujuan di Amerika “last in first out” bahasa kerennya … kerja team yang sangat padu dan lihay sekali. Akhirnya Dell berhasil melakukan sesuatu yang sangat mustahil dikerjakan menurut analisa pengamat, walau ada pemogokan, mereka bisa tetap berproduksi dan punya stock parts untuk 72 jam inventory level dan TIDAK SATUPUN order pelanggannya terlambat. Kita boleh berpikir itu khan di Amerika mas, yang sistemnya sudah canggih … oooh bukan begitu, ini koordinasi antara “quick action”, “smart plan”, “best team work” serta “Customer Satisfaction”. Kalau dilihat prosesnya, ternyata mereka harus memecahkan dan mengendalikan semua problem yang timbul dari beberapa negara, seperti beda waktu, beda bahasa, cara pola kerja dan sebagainya tetapi mereka berpikir sama “kita tidak sendiri” dalam mengatasi setiap masalah yang timbul, merasa bahwa kita mempunyai masalah yang sama dan harus dipecahkan bersama … kita bisa belajar dari pengalaman ini.
Kecepatan mengambil tindakan didahului dengan rencana yang baik serta kerjasama team yang kompak bisa melakukan sesuatu yang dirasa tidak mungkin.
Beberapa tahun yang lalu di Amerika Serikat terjadi pemogokan buruh pelabuhan yang melibatkan lebih dari 10000 buruh pelabuhan selama 10 hari yang mengakibatkan 29 pelabuhan dipantai barat Amerika dari Los Angeles sampai Seattle ditutup. Akibat dari kejadian ini membawa dampak sangat besar terutama bagi perusahaan yang sangat ketat menerapkan Supply Chain Management dengan sistem “just in time”, Manajemen Tepat Waktu, seperti Dell komputer yang dikenal sebagai salah satu penyedia PC terbesar didunia. Para Pakar analisa bisnis memperkirakan dengan kejadian ini Dell akan mengalami masalah dengan 2 pabrik perakitan komputernya yang mengandalkan spare part yang dikirim dari beberapa negara karena Dell menerapkan sistem tidak adanya gudang penyimpanan untuk CPU board, hard disk dan sebagainya, semua mengandalkan sistem “JIT” … nah apa yang dilakukan oleh Dell untuk mengatasinya?, menarik untuk dicermati dan dipelajari. Dick Hunter, saat itu bos yang bertanggung jawab terhadap supply chain dari spare parts Dell langsung memutuskan mereka “HARUS” bertindak lebih cepat dari pesaingnya dan “TIDAK” bisa memberikan toleransi terhadap semua keterlambatan pengiriman. Dick lalu membentuk team yang terdiri dari 10 orang logistic specialis dan team ini diberi nama “Tiger Team” dengan tugas utama melakukan koordinasi pengiriman dari Taiwan, China dan Malaysia dimana part komputer itu dibuat serta serta menghubungi jaringan freight forwarder untuk contigency plan .. mereka langsung booking 18 pesawat Boeing 747 dari UPS, Northwest Airlines, China Airlines dan beberapa perusahaan yang lain, satu pesawat Boeing 747 bisa memuat 10 container yang cukup untuk produksi 10.000 PC … artinya mereka mempersiapkan penyediaan part yang cukup untuk memproduksi 180.000 PC. Tindakan Dell ini sangat cepat, saat para perusahaan courier service ini memanfaatkan situasi yang terjadi dengan permintaan yang meningkat untuk pengiriman barang lalu menaikan harga menjadi USD 1.1 juta untuk satu kali trip dari Asia ke West Coast, Dell “hanya” membayar USD 500.000,- saja karena deal dilakukan pada saat awal kejadian, bayangkan berapa penghematan yang dilakukan … 18 x USD 600.000,- jumlah uang yang besar yang bisa dihemat karena memanfaatkan keunggulan waktu … Satu lagi yang diminta Dell yaitu delivery parts ini dari Shanghai dan Taipei bolak balik ke Bandara di Amerika terdekat dengan factory nya yang berlokasi di Austin dan Nasville hanya diperbolehkan maksimum 33 jam saja, artinya pengaturan waktu loading, reloading, isi bahan bakar pesawat dimontor dengan sangat ketat untuk menekan cost dan waktu … hebat banget … karena pengalaman saya terbang dari Hongkong ke LA saja sekitar 10 jam … Yang menarik lagi adalah pengaturan para petugas Logistik di lapangan bekerjasama dengan freight specialist disetiap bandara di Asia yang menggunakan carrier service yang bercampur dengan barang perusahaan lain selalu berusaha memasukan parts Dell ke pesawat yang paling akhir sehingga bisa keluar duluan disetiap bandara tujuan di Amerika “last in first out” bahasa kerennya … kerja team yang sangat padu dan lihay sekali. Akhirnya Dell berhasil melakukan sesuatu yang sangat mustahil dikerjakan menurut analisa pengamat, walau ada pemogokan, mereka bisa tetap berproduksi dan punya stock parts untuk 72 jam inventory level dan TIDAK SATUPUN order pelanggannya terlambat. Kita boleh berpikir itu khan di Amerika mas, yang sistemnya sudah canggih … oooh bukan begitu, ini koordinasi antara “quick action”, “smart plan”, “best team work” serta “Customer Satisfaction”. Kalau dilihat prosesnya, ternyata mereka harus memecahkan dan mengendalikan semua problem yang timbul dari beberapa negara, seperti beda waktu, beda bahasa, cara pola kerja dan sebagainya tetapi mereka berpikir sama “kita tidak sendiri” dalam mengatasi setiap masalah yang timbul, merasa bahwa kita mempunyai masalah yang sama dan harus dipecahkan bersama … kita bisa belajar dari pengalaman ini.
Tidak ada komentar:
Silahkan isi komentar ...