FORUM WEDANGAN DI UNISBANK
Familypreneur: Membangun Keluarga Bermental Wirausaha
Forum Wedangan kembali hadir pada hari Rabu lalu, 11 Januari 2012. Pada kali ini, acara yang sudah mendarah daging pada Jaringan RumahUSAHA ini diselenggarakan di Gedung Unisbank lantai 9. Acara yang merupakan Forum Wedangan ke-63 ini mengangkat tema “Familypreneur: Membangun Keluarga Bermental Wirausaha”. Pada kesempatan ini pula menghadirkan Kristian Hardianto bersama keluarga, serta iLik sAs yang seperti biasa mengantarkan kita pada gerbang forum yang penuh inspirasi.
Bukan Jaringan RumahUSAHA jika tidak bisa menampilkan sesuatu hal yang baru. Pada Forum Wedangan kali ini, tampil khusus karena diselenggarakan di Gedung Unisbank sekaligus mengundang para mahasiswa dan dosen Unisbank sebagai tuan rumah untuk belajar bersama tentang dunia kewirausahaan. Acara yang diselenggarakan pada malam hari yaitu pukul 18.30 hingga 21.00 ini juga dihadiri oleh para wirausahawan dan lainnya figur-figur sentral dari berbagai komunitas UKM di Jawa Tengah. Antara lain, Andaka Wirawan (Pemilik Institut Farmasi dan RM Padang Nusantara), Aji Prayitno (Pemilik BPR Mranggen Jaya), Imanul (Wirausahawan), dan lain-lain dengan total 150 orang undangan.
Pada forum kali ini, tetamu diajak untuk mengkaji kembali peranan penting karakter sosok orang tua dalam mendidik keluarganya, terutama membangun keluarga yang bermental wirausaha. Kristian Hardianto, selaku pemilik Owner Group Krisenko sendiri pun menyadari betul akan hal ini. Menurutnya, pendidikan wirausaha harus diterapkan sejak kecil. Dimulai dengan cerita perjalanan hidupnya dalam dunia profesional sebagai office boy dan salesman, forum dilanjutkan dengan cerita-cerita inspiratif dari anak-anak beliau. Eka, anak pertama Pak Kris, yang mulai belajar dunia kewirausahaan dari usaha Mathicmagic bersama sang Papa, serta Fian yang mau berjualan Lunpia di Jakarta.
Pak Kris kemudian bercerita bagaimana ia menerapkan mental kewirausahaan kepada istri dan keempat anaknya. Tak banyak yang tahu bahwa Pak Kris ternyata juga menanamkan mental kewirausahaan kepada cucunya yang baru berusia 6 bulan. Jika Pak Kris menularkan mental wirausaha kepada istri dan anak-anaknya melalui obrolan-obrolan ringan di meja makan maupun sebelum tidur, Pak Kris menanamkan mental wirausaha kepada cucunya yang masih bayi melalui ucapan positif.
Mengambil benang merah dari itu semua, iLik sAs kemudian mengaitkan pendidikan mental kewirausahaan dari lingkungan keluarga dengan perubahan masing-masing pribadi itu sendiri. “Sebenarnya tidak dapat kita pungkiri bahwa banyak orang tua yang masih salah memandang dunia kewirausahaan. Jadi, pertama kali jika Anda ingin berubah adalah membacalah. Lalu bersilaturahmi dan berkumpullah dengan orang-orang yang benar,” tutupnya dengan balutan gurauan nan inspiraif.
Bukan Jaringan RumahUSAHA jika tidak bisa menampilkan sesuatu hal yang baru. Pada Forum Wedangan kali ini, tampil khusus karena diselenggarakan di Gedung Unisbank sekaligus mengundang para mahasiswa dan dosen Unisbank sebagai tuan rumah untuk belajar bersama tentang dunia kewirausahaan. Acara yang diselenggarakan pada malam hari yaitu pukul 18.30 hingga 21.00 ini juga dihadiri oleh para wirausahawan dan lainnya figur-figur sentral dari berbagai komunitas UKM di Jawa Tengah. Antara lain, Andaka Wirawan (Pemilik Institut Farmasi dan RM Padang Nusantara), Aji Prayitno (Pemilik BPR Mranggen Jaya), Imanul (Wirausahawan), dan lain-lain dengan total 150 orang undangan.
Pada forum kali ini, tetamu diajak untuk mengkaji kembali peranan penting karakter sosok orang tua dalam mendidik keluarganya, terutama membangun keluarga yang bermental wirausaha. Kristian Hardianto, selaku pemilik Owner Group Krisenko sendiri pun menyadari betul akan hal ini. Menurutnya, pendidikan wirausaha harus diterapkan sejak kecil. Dimulai dengan cerita perjalanan hidupnya dalam dunia profesional sebagai office boy dan salesman, forum dilanjutkan dengan cerita-cerita inspiratif dari anak-anak beliau. Eka, anak pertama Pak Kris, yang mulai belajar dunia kewirausahaan dari usaha Mathicmagic bersama sang Papa, serta Fian yang mau berjualan Lunpia di Jakarta.
Pak Kris kemudian bercerita bagaimana ia menerapkan mental kewirausahaan kepada istri dan keempat anaknya. Tak banyak yang tahu bahwa Pak Kris ternyata juga menanamkan mental kewirausahaan kepada cucunya yang baru berusia 6 bulan. Jika Pak Kris menularkan mental wirausaha kepada istri dan anak-anaknya melalui obrolan-obrolan ringan di meja makan maupun sebelum tidur, Pak Kris menanamkan mental wirausaha kepada cucunya yang masih bayi melalui ucapan positif.
Mengambil benang merah dari itu semua, iLik sAs kemudian mengaitkan pendidikan mental kewirausahaan dari lingkungan keluarga dengan perubahan masing-masing pribadi itu sendiri. “Sebenarnya tidak dapat kita pungkiri bahwa banyak orang tua yang masih salah memandang dunia kewirausahaan. Jadi, pertama kali jika Anda ingin berubah adalah membacalah. Lalu bersilaturahmi dan berkumpullah dengan orang-orang yang benar,” tutupnya dengan balutan gurauan nan inspiraif.