Bulan Cinta di JRUkustik
Bulan Februari ini adalah bulan cinta bagi JRUkustik. Bagi kelompok musik akustik yang digawangi oleh awak relawan JRU ini, Februari adalah salah satu bulan di mana mereka sibuk untuk berpentas. Bukan berpentas di tempat yang besar memang, tetapi hanyalah sebuah mini konser di unit-unit pendampingan JRU. Simak ceritanya berikut ini :
Tak seperti biasanya, di bulan Februari ini beberapa unit pendampingan JRU ada sebuah hiburan musikal yang langsung hadir di depan mata mereka. Ya, mereka dihibur oleh kelompok musik akustik yang digawangi oleh rekan-rekan mereka sendiri di JRU. Merekalah JRUkustik. Kelompok akustik ini menggelar mini konser keliling di unit pendampingan JRU. Bukan sebuah konser laiknya pergelaran profesional. Kelompok akustik ini memetik gitar, menepuk cajon, dan mengurat pita suara di tengah tumpukan kertas, deru mesin cetak, dan laju mesin foil.
Bagi Arif Yudith, vokalis yang juga motor kelompok ini, mini konser ini sengaja dilakukan untuk melatih seberapa jauh kemampuan penampilan mereka setelah beberapa bulan ini berlatih. Latihan yang dilakukan di sela kesibukan mereka ini telah membuahkan puluhan lagu yang telah bisa dikuasai. “Sebagian besar lagu kami bernuansa motivasi, lagu cinta yang memotivasi kita semua,” tutur Arief. Pilihan lagu ini sengaja dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menempatkan kelompok musik akustik ini tidak hanya tampil sebagai kelompok musik semata tetapi juga berbagi inspirasi lewat lagu yang mereka bawakan.
Salah satu koordinator unit pendampingan JRU yang mendapat berkat tempat adalah Ria Adijoyo. Ria yang kini sehari-hari turut beraktivitas mendampingi ibu-ibu di Wurly Community merasa kehadiran JRUkustik ini adalah sebuah hadiah. Kebetulan, JRUkustik tampil di saat momen Hari Valentine, 14 Februari. “Lagu-lagu cinta dari JRUkustik menjadi sebuah romantisme tersendiri bagi ibu-ibu di sini,” ujarnya mengumbar senyum. Wurly Community yang memang menjadi sebuah ladang aktivitas bagi ibu-ibu di kampung Kalisari Baru ini meriah menyambut mereka. Tanpa dikomando, mereka ada yang menyuguhkan pisang goreng yang baru saja digoreng hingga teh hangat yang “diimpor” langsung dari rumah mereka yang jaraknya hanya sepelemparan.
Tak hanya Wurly Community, JRUkustik hingga akhir bulan Februari ini telah berkeliling mini konser di beberapa unit pendampingan JRU. Di antaranya adalah Puspa Offset, Jeruk Offset, Warung Wedangan, LKM MUA di Wiroto, dan Salma Card Brotojoyo. JRUkustik menghibur mereka antara sekitar 30-45 menit bisa di pagi hari, selepas istirahat siang, atau setelah mereka menutup operasional kerja. “Semoga ini menjadi sebuah stimulasi dan motivasi bagi kami. Terimakasih kawan atas segala atensi, partisipasi, bahkan kritik konstruktif atas penampilan kami,” tutur Arief Yudith menutup perbincangan kami. Semoga napas wirausaha sosial yang senantiasa memberdayakan senantiasa menjadi napas bagi awak JRUkustik.
Tak seperti biasanya, di bulan Februari ini beberapa unit pendampingan JRU ada sebuah hiburan musikal yang langsung hadir di depan mata mereka. Ya, mereka dihibur oleh kelompok musik akustik yang digawangi oleh rekan-rekan mereka sendiri di JRU. Merekalah JRUkustik. Kelompok akustik ini menggelar mini konser keliling di unit pendampingan JRU. Bukan sebuah konser laiknya pergelaran profesional. Kelompok akustik ini memetik gitar, menepuk cajon, dan mengurat pita suara di tengah tumpukan kertas, deru mesin cetak, dan laju mesin foil.
Bagi Arif Yudith, vokalis yang juga motor kelompok ini, mini konser ini sengaja dilakukan untuk melatih seberapa jauh kemampuan penampilan mereka setelah beberapa bulan ini berlatih. Latihan yang dilakukan di sela kesibukan mereka ini telah membuahkan puluhan lagu yang telah bisa dikuasai. “Sebagian besar lagu kami bernuansa motivasi, lagu cinta yang memotivasi kita semua,” tutur Arief. Pilihan lagu ini sengaja dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menempatkan kelompok musik akustik ini tidak hanya tampil sebagai kelompok musik semata tetapi juga berbagi inspirasi lewat lagu yang mereka bawakan.
Salah satu koordinator unit pendampingan JRU yang mendapat berkat tempat adalah Ria Adijoyo. Ria yang kini sehari-hari turut beraktivitas mendampingi ibu-ibu di Wurly Community merasa kehadiran JRUkustik ini adalah sebuah hadiah. Kebetulan, JRUkustik tampil di saat momen Hari Valentine, 14 Februari. “Lagu-lagu cinta dari JRUkustik menjadi sebuah romantisme tersendiri bagi ibu-ibu di sini,” ujarnya mengumbar senyum. Wurly Community yang memang menjadi sebuah ladang aktivitas bagi ibu-ibu di kampung Kalisari Baru ini meriah menyambut mereka. Tanpa dikomando, mereka ada yang menyuguhkan pisang goreng yang baru saja digoreng hingga teh hangat yang “diimpor” langsung dari rumah mereka yang jaraknya hanya sepelemparan.
Tak hanya Wurly Community, JRUkustik hingga akhir bulan Februari ini telah berkeliling mini konser di beberapa unit pendampingan JRU. Di antaranya adalah Puspa Offset, Jeruk Offset, Warung Wedangan, LKM MUA di Wiroto, dan Salma Card Brotojoyo. JRUkustik menghibur mereka antara sekitar 30-45 menit bisa di pagi hari, selepas istirahat siang, atau setelah mereka menutup operasional kerja. “Semoga ini menjadi sebuah stimulasi dan motivasi bagi kami. Terimakasih kawan atas segala atensi, partisipasi, bahkan kritik konstruktif atas penampilan kami,” tutur Arief Yudith menutup perbincangan kami. Semoga napas wirausaha sosial yang senantiasa memberdayakan senantiasa menjadi napas bagi awak JRUkustik.