KULIAH UMUM UNISBANK SOCIALPRENEUR COMMUNITY
Septi Peni Wulandani & Zero Yourself
Sukses sebagai wirausaha sosial harus diawali dengan perjalanan panjang dan penuh liku. Septi Peni Wuiandani, wirausaha sosial yang juga Wakil Ketua AKSI Indonesia membagikan pengalamannya berjatuh-bangun bersama 1200 mahasiswa Universitas Stikubank dalam Kuliah Umum Unisbank Socialpreneur Community. Kegiatan ini diselenggarakan bersama oleh Universitas Stikubank, Jaringan RumahUSAHA (JRU), dan AKSI Jawa Tengah pada Selasa (6/3) yang lalu di Unisbank Kampus Kendeng.
Tidak ada perjalanan manis hari ini yang diawali dengan sesuatu yang manis pula. Ini tercermin dari perjalanan seorang Septi Peni Wulandani, wirausaha sosial yang juga founder dari Yayasan Jarimatika Indonesia. Ibu tiga anak yang ketiganya menempuh pendidikan “homeschooling” ini mengawali karier kewirausahaan dari lapak keliling busana muslim yang digelar di depan sekolah-sekolah yang ada di Depok. Septi Peni membuka lapak busana muslim sembari mengajarkan cara menghitung dengan jari kepada dua putrinya, Enes dan Ara. Keunikan dan ketelatenan sebagai ibu rumah tangga plus itu kemudian mengundang banyak orang untuk turut belajar cara menghitung dengan jari.
Bola kemudian mulai berpihak pada Septi Peni Wulandani. Istri pemilik Kelompok Agromedia Pustaka Hikmat Kurnia kemudian memprovokasi dirinya untuk menuliskan konsep berhitung dengan jari tersebut ke dalam sebuah buku. Inilah awal dari pembuatan buku Jarimatika yang kemudian mengorbitkan nama seorang Septi Peni Wulandani ke panggung nasional. Dari buku ini kemudian cerita bergulir hingga akhirnya kini Septi Peni Wulandani berhasil mengembangkan gerai Jarimatika hingga 600 gerai di 128 kota se-Indonesia. Septi tidak pernah melupakan cita-citanya untuk menjadikan ibu rumah tangga sebagai sebuah profesi. Menurutnya, paradigma ibu rumah tangga adalah sesuatu yang ketinggalan zaman adalah keliru. “Ibu rumah tangga harus profesional, pandai mendidik anak dan dapat pula membantu keuangan keluarga dari berbisnis di rumah,” tuturnya ringkas.
Septi Peni Wulandani yang juga pendiri sekaligus Wakil Ketua AKSI Indonesia ini berbicara di depan 1200 mahasiswa Universitas Stikubank yang menghadiri Kuliah Umum Unisbank Socialpreneur Community. Kuliah bertajuk “Meraih Mimpi Membangun Masa Depan” tersebut diselenggarakan bersama oleh Universitas Stikubank bekerjasama dengan JRU dan AKSI Jawa Tengah. Aksi rutin setiap semester ini merupakan bagian dari upaya universitas tersebut memberikan stimulasi dan motivasi kewirausahaan langsung dari pelakunya. Koordinator JRU untuk Unisbank Socialpreneur Community, Adhimmas Nugroho menyampaikan jika program rutin ini merupakan bagian dari kampanye bersama JRU dan AKSI Jawa Tengah untuk mengembangkan vibrasi kewirausahaan sosial di Jawa Tengah. “Mahasiswa adalah bagian strategis untuk mengembangkan vibrasi ini lebih luas lagi,” ujar Adhimmas Nugroho.
Koordinator P2BK Unisbank, Dr. Yeye Susilowati mengatakan jika kegiatan kuliah umum ini bagian integral dari upaya untuk memperkenalkan mahasiswa dengan praktek bisnis senyatanya. “Konsep praktis dari wirausaha ini melengkapi dari pengalaman akademik mereka sehingga mereka diharapkan menjadi mahasiswa yang berwawasan luas,” sambungnya. Universitas Stikubank yang visinya menjadi “entrepreneurial university” ini pada semester ini fokus untuk memberikan bekal mahasiswanya membuat proposal bisnis terstandar. “Unisbank sebagai universitas berbasis kewirausahaan sudah selayaknya merajai PKM Kewirausahaan,” tutur Yeye Susilowati.
Tidak ada perjalanan manis hari ini yang diawali dengan sesuatu yang manis pula. Ini tercermin dari perjalanan seorang Septi Peni Wulandani, wirausaha sosial yang juga founder dari Yayasan Jarimatika Indonesia. Ibu tiga anak yang ketiganya menempuh pendidikan “homeschooling” ini mengawali karier kewirausahaan dari lapak keliling busana muslim yang digelar di depan sekolah-sekolah yang ada di Depok. Septi Peni membuka lapak busana muslim sembari mengajarkan cara menghitung dengan jari kepada dua putrinya, Enes dan Ara. Keunikan dan ketelatenan sebagai ibu rumah tangga plus itu kemudian mengundang banyak orang untuk turut belajar cara menghitung dengan jari.
Bola kemudian mulai berpihak pada Septi Peni Wulandani. Istri pemilik Kelompok Agromedia Pustaka Hikmat Kurnia kemudian memprovokasi dirinya untuk menuliskan konsep berhitung dengan jari tersebut ke dalam sebuah buku. Inilah awal dari pembuatan buku Jarimatika yang kemudian mengorbitkan nama seorang Septi Peni Wulandani ke panggung nasional. Dari buku ini kemudian cerita bergulir hingga akhirnya kini Septi Peni Wulandani berhasil mengembangkan gerai Jarimatika hingga 600 gerai di 128 kota se-Indonesia. Septi tidak pernah melupakan cita-citanya untuk menjadikan ibu rumah tangga sebagai sebuah profesi. Menurutnya, paradigma ibu rumah tangga adalah sesuatu yang ketinggalan zaman adalah keliru. “Ibu rumah tangga harus profesional, pandai mendidik anak dan dapat pula membantu keuangan keluarga dari berbisnis di rumah,” tuturnya ringkas.
Septi Peni Wulandani yang juga pendiri sekaligus Wakil Ketua AKSI Indonesia ini berbicara di depan 1200 mahasiswa Universitas Stikubank yang menghadiri Kuliah Umum Unisbank Socialpreneur Community. Kuliah bertajuk “Meraih Mimpi Membangun Masa Depan” tersebut diselenggarakan bersama oleh Universitas Stikubank bekerjasama dengan JRU dan AKSI Jawa Tengah. Aksi rutin setiap semester ini merupakan bagian dari upaya universitas tersebut memberikan stimulasi dan motivasi kewirausahaan langsung dari pelakunya. Koordinator JRU untuk Unisbank Socialpreneur Community, Adhimmas Nugroho menyampaikan jika program rutin ini merupakan bagian dari kampanye bersama JRU dan AKSI Jawa Tengah untuk mengembangkan vibrasi kewirausahaan sosial di Jawa Tengah. “Mahasiswa adalah bagian strategis untuk mengembangkan vibrasi ini lebih luas lagi,” ujar Adhimmas Nugroho.
Koordinator P2BK Unisbank, Dr. Yeye Susilowati mengatakan jika kegiatan kuliah umum ini bagian integral dari upaya untuk memperkenalkan mahasiswa dengan praktek bisnis senyatanya. “Konsep praktis dari wirausaha ini melengkapi dari pengalaman akademik mereka sehingga mereka diharapkan menjadi mahasiswa yang berwawasan luas,” sambungnya. Universitas Stikubank yang visinya menjadi “entrepreneurial university” ini pada semester ini fokus untuk memberikan bekal mahasiswanya membuat proposal bisnis terstandar. “Unisbank sebagai universitas berbasis kewirausahaan sudah selayaknya merajai PKM Kewirausahaan,” tutur Yeye Susilowati.