RAPAT KERJA Jaringan RumahUSAHA #6
Memantapkan Semangat Tumbuh Tangguh dan Berkelanjutan
Jaringan RumahUSAHA melaksanakan hajatan setiap semester yaitu Rapat Kerja JRU. Setiap kali penyelenggaraan, selalu ada tema tertentu yang menjadi fokus dan prioritas komunitas ini setidaknya dalam 6 bulan ke depan. Pada penyelenggaraan yang ke-6 kali ini, Jaringan RumahUSAHA memilih tema “Tumbuh Tangguh dan Berkelanjutan”. Penyelenggaraan kali ini juga merupakan yang pertama diselenggarakan di Rumah Belajar JRU, nama resmi Aula JRU yang menjadi salah satu lokasi berkomunitas baru bagi JRU.
Senin (9/7) yang lalu menjadi salah satu sejarah bagi JRU. Founder JRU, iLik sAs bersama dengan Ketua Yayasan JRU, Agung Kurniawan meresmikan penggunaan nama resmi “Rumah Belajar JRU” untuk ruangan seluas 60 m2 yang dibangun atas swadaya komunitas ini di bilangan Pondok Indraprasta. Peresmian penggunaan nama ini dilangsungkan sebagai bagian dari Rapat Kerja JRU yang telah berputar hingga seri ke-6. Rapat kerja kali ini merupakan yang pertama kali menggunakan sumberdaya internal milik JRU. Sebelumnya, rapat kerja senantiasa digelar di hotel ataupun tempat konvensi di seputar Semarang. Penyelenggaraannya juga sederhana. Cukup dengan duduk lesehan memutari ruangan dengan beralaskan tikar dan bersandarkan pada busa yang ditempatkan menempel di dinding yang dibungkus dengan wallpaper.
“Pertumbuhan harus dimaknai sebagai sebuah internalisasi, mendalami makna dan membesarkan filosofi komunal kita,” tutur Agung Kurniawan, Ketua Yayasan JRU yang menjadi komandan pada rapat kerja tersebut. Tema yang dipilih untuk rapat kerja kali ini adalah “Tumbuh Tangguh dan Berkelanjutan”. Alasan pemilihan utama dari tema ini adalah realitas pertumbuhan komunitas ini yang senantiasa akseleratif dari waktu ke waktu. Selalu ada saja pertumbuhan jumlah unit pendampingan usaha di setiap sesi evaluasi rapat kerja. Selalu saja ada kabar gembira dari unit-unit pendampingan usaha yang baru saja berdiri sebagai indikator tumbuhnya bisnis mereka. Pertumbuhan tersebut tentu saja sebuah kegembiraan. Tetapi, ini hanya akan membangun fundamental yang rapuh jika tidak dibarengi dengan kemauan untuk memutuskan beberapa unit pendampingan usaha yang dirasa tidak produktif.
Pada rapat kerja kali ini, forum komunitas mengambil keputusan strategis untuk memindahkan sumberdaya yang ada di beberapa unit pendampingan ke unit lainnya. Pertimbangannya adalah produktivitas yang semakin menurun sekaligus memberikan pembelajaran bagi koordinator sebelumnya untuk melakukan evaluasi mendalam. “Pertimbangannya sederhana, kita ingin menciptakan ketangguhan dalam berbisnis, tentu saja di dalamnya harus ada penilaian produktivitas, efektivitas, dan efisiensi di tubuh kita sendiri,” papar Arie Rachmawati, Koordinator Keuangan JRU yang memberikan paparan kinerja kepada forum.
Pilihan yang terkadang berat itu menjadi ringan karena forum diajak untuk kembali memaknai nilai inti JRU yaitu “Berprestasi dan Berbuat baik”. Tidak ada satupun keputusan komunal yang diambil tanpa mempertimbangkan filosofi “Berbuat baik” dan memperhitungkan prestasi yang telah diraih. Orientasi komunitas yang bertumpu pada proses mengajarkan jika pertumbuhan mentalitas menjadi lebih prioritas ketimbang sekadar pencapaian omzet atau apapun yang sifatnya kuantitatif. Orientasi inilah yang kemudian menyadarkan komunitas ini untuk senantiasa menumbuhkan kader-kader baru sebagai bagian dari proses regenerasi.
Pada rapat kerja kali ini, ada beberapa kader muda hasil pendidikan berkelanjutan di Wiramuda yang “diwisuda” menjadi koordinator usaha. Ada Reza Dwi Purwanto yang menjadi koordinator Hikaru Mangacloth dan telah menjadi pendamping bagi mahasiswa Unisbank Socialpreneur Community, V-Castro Clothing. Ada Aris Sriyono yang kini menjadi tim analis dan riset investasi komunitas sekaligus bagian dari Kompi Kreatif, barisan desainer dan insan kreatif JRU. Ada duet pemasar produk grafika JRU yaitu Taufan Jaka Andika dan Lilies Fajeri yang berbagi cerita memulai usaha di luar Semarang.
Proses semacam inilah yang melengkapi kehadiran generasi baru dengan semangat muda seperti Prayoga Danuwirahadi, Metha Noor Pratista, Agustinus Budi Harsono, dan Gregorius Rukmono yang hadir sebagai “pendekar keuangan mikro” dari JRU. Ini adalah salah satu bentuk keberlanjutan yang menjadi semangat masa depan komunitas ini. “Mereka semua akan memiliki kompetensi komunikasi yang kuat karena ada Shanty Rosalia yang juga telah bergabung dengan kita di sini,” sambut Agung Kurniawan yang kemudian disambut tepuk tangan forum yang hadir.
Sebagai pemuncak acara, Founder JRU, iLik sAs memberikan pandangannya kepada forum. Founder yang sudah 16 tahun menumpahkan seluruh pikiran, jiwa, dan tenaganya untuk membesarkan sebuah komunitas bernama JRU. Filosofi hidup “jika ingin besar, maka satu-satunya jalan adalah dengan membesarkan orang lain dulu” ditransformasikan menjadi DNA komunitas ini di mana pemberdayaan menjadi napas utama. “Tidak perlu kita mempersoalkan kita ini komunitas kewirausahaan sosial atau bisnis atau apapun juga, yang paling penting setiap hari kita menumbuhkan diri kita dan belajar dari kehidupan ini sedalam mungkin,” ujarnya.
Melihat pertumbuhan JRU hari ini, ada 3 pesan yang ditampilkannya dalam presentasi siang itu. Pertama, menentukan tujuan. Tidak ada satupun keberhasilan di dunia ini yang tidak diawali dengan tujuan. “Persoalan menentukan tujuan ini erat kaitannya dengan kecerdasan kita menentukan prioritas dan fokus,” tegasnya. Kedua adalah mengawal tujuan tersebut. Mengawal di sini berarti mengubah tujuan yang abstrak tersebut menjadi sesuatu yang konkret. Ada tindakan yang jelas di sini. Di sinilah kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual bertumbuh. Terakhir, selalu belajar dari pengalaman orang lain. “Jangan pernah meremehkan pelajaran-pelajaran kecil dari orang muda dan gagal, di situlah kita dapat belajar lebih banyak hal dibandingkan ketika kita bersekutu dengan orang pandai dan berhasil,” tuturnya mantap sembari menutup rapat kerja tersebut.
Senin (9/7) yang lalu menjadi salah satu sejarah bagi JRU. Founder JRU, iLik sAs bersama dengan Ketua Yayasan JRU, Agung Kurniawan meresmikan penggunaan nama resmi “Rumah Belajar JRU” untuk ruangan seluas 60 m2 yang dibangun atas swadaya komunitas ini di bilangan Pondok Indraprasta. Peresmian penggunaan nama ini dilangsungkan sebagai bagian dari Rapat Kerja JRU yang telah berputar hingga seri ke-6. Rapat kerja kali ini merupakan yang pertama kali menggunakan sumberdaya internal milik JRU. Sebelumnya, rapat kerja senantiasa digelar di hotel ataupun tempat konvensi di seputar Semarang. Penyelenggaraannya juga sederhana. Cukup dengan duduk lesehan memutari ruangan dengan beralaskan tikar dan bersandarkan pada busa yang ditempatkan menempel di dinding yang dibungkus dengan wallpaper.
“Pertumbuhan harus dimaknai sebagai sebuah internalisasi, mendalami makna dan membesarkan filosofi komunal kita,” tutur Agung Kurniawan, Ketua Yayasan JRU yang menjadi komandan pada rapat kerja tersebut. Tema yang dipilih untuk rapat kerja kali ini adalah “Tumbuh Tangguh dan Berkelanjutan”. Alasan pemilihan utama dari tema ini adalah realitas pertumbuhan komunitas ini yang senantiasa akseleratif dari waktu ke waktu. Selalu ada saja pertumbuhan jumlah unit pendampingan usaha di setiap sesi evaluasi rapat kerja. Selalu saja ada kabar gembira dari unit-unit pendampingan usaha yang baru saja berdiri sebagai indikator tumbuhnya bisnis mereka. Pertumbuhan tersebut tentu saja sebuah kegembiraan. Tetapi, ini hanya akan membangun fundamental yang rapuh jika tidak dibarengi dengan kemauan untuk memutuskan beberapa unit pendampingan usaha yang dirasa tidak produktif.
Pada rapat kerja kali ini, forum komunitas mengambil keputusan strategis untuk memindahkan sumberdaya yang ada di beberapa unit pendampingan ke unit lainnya. Pertimbangannya adalah produktivitas yang semakin menurun sekaligus memberikan pembelajaran bagi koordinator sebelumnya untuk melakukan evaluasi mendalam. “Pertimbangannya sederhana, kita ingin menciptakan ketangguhan dalam berbisnis, tentu saja di dalamnya harus ada penilaian produktivitas, efektivitas, dan efisiensi di tubuh kita sendiri,” papar Arie Rachmawati, Koordinator Keuangan JRU yang memberikan paparan kinerja kepada forum.
Pilihan yang terkadang berat itu menjadi ringan karena forum diajak untuk kembali memaknai nilai inti JRU yaitu “Berprestasi dan Berbuat baik”. Tidak ada satupun keputusan komunal yang diambil tanpa mempertimbangkan filosofi “Berbuat baik” dan memperhitungkan prestasi yang telah diraih. Orientasi komunitas yang bertumpu pada proses mengajarkan jika pertumbuhan mentalitas menjadi lebih prioritas ketimbang sekadar pencapaian omzet atau apapun yang sifatnya kuantitatif. Orientasi inilah yang kemudian menyadarkan komunitas ini untuk senantiasa menumbuhkan kader-kader baru sebagai bagian dari proses regenerasi.
Pada rapat kerja kali ini, ada beberapa kader muda hasil pendidikan berkelanjutan di Wiramuda yang “diwisuda” menjadi koordinator usaha. Ada Reza Dwi Purwanto yang menjadi koordinator Hikaru Mangacloth dan telah menjadi pendamping bagi mahasiswa Unisbank Socialpreneur Community, V-Castro Clothing. Ada Aris Sriyono yang kini menjadi tim analis dan riset investasi komunitas sekaligus bagian dari Kompi Kreatif, barisan desainer dan insan kreatif JRU. Ada duet pemasar produk grafika JRU yaitu Taufan Jaka Andika dan Lilies Fajeri yang berbagi cerita memulai usaha di luar Semarang.
Proses semacam inilah yang melengkapi kehadiran generasi baru dengan semangat muda seperti Prayoga Danuwirahadi, Metha Noor Pratista, Agustinus Budi Harsono, dan Gregorius Rukmono yang hadir sebagai “pendekar keuangan mikro” dari JRU. Ini adalah salah satu bentuk keberlanjutan yang menjadi semangat masa depan komunitas ini. “Mereka semua akan memiliki kompetensi komunikasi yang kuat karena ada Shanty Rosalia yang juga telah bergabung dengan kita di sini,” sambut Agung Kurniawan yang kemudian disambut tepuk tangan forum yang hadir.
Sebagai pemuncak acara, Founder JRU, iLik sAs memberikan pandangannya kepada forum. Founder yang sudah 16 tahun menumpahkan seluruh pikiran, jiwa, dan tenaganya untuk membesarkan sebuah komunitas bernama JRU. Filosofi hidup “jika ingin besar, maka satu-satunya jalan adalah dengan membesarkan orang lain dulu” ditransformasikan menjadi DNA komunitas ini di mana pemberdayaan menjadi napas utama. “Tidak perlu kita mempersoalkan kita ini komunitas kewirausahaan sosial atau bisnis atau apapun juga, yang paling penting setiap hari kita menumbuhkan diri kita dan belajar dari kehidupan ini sedalam mungkin,” ujarnya.
Melihat pertumbuhan JRU hari ini, ada 3 pesan yang ditampilkannya dalam presentasi siang itu. Pertama, menentukan tujuan. Tidak ada satupun keberhasilan di dunia ini yang tidak diawali dengan tujuan. “Persoalan menentukan tujuan ini erat kaitannya dengan kecerdasan kita menentukan prioritas dan fokus,” tegasnya. Kedua adalah mengawal tujuan tersebut. Mengawal di sini berarti mengubah tujuan yang abstrak tersebut menjadi sesuatu yang konkret. Ada tindakan yang jelas di sini. Di sinilah kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual bertumbuh. Terakhir, selalu belajar dari pengalaman orang lain. “Jangan pernah meremehkan pelajaran-pelajaran kecil dari orang muda dan gagal, di situlah kita dapat belajar lebih banyak hal dibandingkan ketika kita bersekutu dengan orang pandai dan berhasil,” tuturnya mantap sembari menutup rapat kerja tersebut.