Sinau Bareng Edi Darmoyo, Coach Toha Putra Centre
Kamis (25/10), kegiatan “Sinau Bareng” oleh Rumah Belajar Jaringan RumahUSAHA kembali digelar. Kali ini Rumah Belajar mengajak kita belajar sesuatu yang baru lagi. Dengan menghadirkan Edi Darmoyo, Coach dari Toha Putra Centre, kita semua diajak untuk belajar bersama dalam Pelatihan Soft Skill “Quantum Emotion : Teknik Pelepasan Emosi Negatif” yang berlangsung secara spesial selama 3 jam, yaitu mulai pukul 09.00 – 12.00 WIB.
Pada Kamis minggu ke-empat bulan Oktober ini, giliran Edi Darmoyo, Coach dari Toha Putra Centre, yang menyapa dan membagi ilmunya dengan tema “Quantum Emotion : Teknik Pelepasan Emosi Negatif”. Edi Darmoyo membuka kegiatan ini dengan menampilkan Company Profile-nya. Slide-slide tersebut menampilkan gambar-gambarnya sebagai seorang motivator dan master dari Toha Putra Centre Corporation, personal coach dan wealth & mindset therapist di instansi-instansi dan para praktisi bisnis.
Pria yang pernah menjadi pionir pengelola bisnis Masjid Agung Jawa Tengah ini mengatakan bahwa semua penyakit dalam diri kita sebenarnya adalah muara dari emosi yang dipendam dalam jangka yang cukup lama. Ia mencontohkan pengalamannya sendiri ketika masih duduk di bangku kuliah. Saat itu, ia menderita penyakit mata yang datang hanya pada jam 6 petang ke atas. Pandangannya buram dan seperti diselimuti kabut, tetapi bukan rabun ayam. Dokter pun juga sampai tidak bisa mendiagnosa penyakitnya tersebut.
Hingga akhirnya, dia pulang ke kota asalnya, Pati. Di sana, ia diajak ayahnya untuk mendatangi tempat seorang kyai yang dianggap pintar di kampungnya. Sampai di sana, belum berkata suatu apapun, sang kyai tersebut sudah tahu apa yang menjadi isi hatinya selama ini. “Oh ini anakmu pengen nikah ini,” ujar kyai tersebut kepada ayahnya. Ternyata benar, Edi Darmoyo telah lama berkeinginan menikah tetapi hanya dipendam saja.
Dari cerita ini, ia menegaskan bahwa emosi negatif yang dipendam secara berlarut-larut suatu hari akan menimbulkan sebuah penyakit. Oleh karena itu emosi negatif harus dilepaskan secara tepat. Dari sinilah, ia mengajak kita untuk menyimpan emosi-emosi yang positif saja. Karena semua peristiwa yang datang, walaupun itu postif atau negatif, jika kita meresponnya dengan emosi yang positif, hasilnya akan positif pula. “Buanglah emosi negatif hingga hati kita menjadi bersih dan hanya tersisa emosi yang positif. Dari emosi postif itulah kita bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik,” ajaknya dalam acara Sinau Bareng ini.
Pada Kamis minggu ke-empat bulan Oktober ini, giliran Edi Darmoyo, Coach dari Toha Putra Centre, yang menyapa dan membagi ilmunya dengan tema “Quantum Emotion : Teknik Pelepasan Emosi Negatif”. Edi Darmoyo membuka kegiatan ini dengan menampilkan Company Profile-nya. Slide-slide tersebut menampilkan gambar-gambarnya sebagai seorang motivator dan master dari Toha Putra Centre Corporation, personal coach dan wealth & mindset therapist di instansi-instansi dan para praktisi bisnis.
Pria yang pernah menjadi pionir pengelola bisnis Masjid Agung Jawa Tengah ini mengatakan bahwa semua penyakit dalam diri kita sebenarnya adalah muara dari emosi yang dipendam dalam jangka yang cukup lama. Ia mencontohkan pengalamannya sendiri ketika masih duduk di bangku kuliah. Saat itu, ia menderita penyakit mata yang datang hanya pada jam 6 petang ke atas. Pandangannya buram dan seperti diselimuti kabut, tetapi bukan rabun ayam. Dokter pun juga sampai tidak bisa mendiagnosa penyakitnya tersebut.
Hingga akhirnya, dia pulang ke kota asalnya, Pati. Di sana, ia diajak ayahnya untuk mendatangi tempat seorang kyai yang dianggap pintar di kampungnya. Sampai di sana, belum berkata suatu apapun, sang kyai tersebut sudah tahu apa yang menjadi isi hatinya selama ini. “Oh ini anakmu pengen nikah ini,” ujar kyai tersebut kepada ayahnya. Ternyata benar, Edi Darmoyo telah lama berkeinginan menikah tetapi hanya dipendam saja.
Dari cerita ini, ia menegaskan bahwa emosi negatif yang dipendam secara berlarut-larut suatu hari akan menimbulkan sebuah penyakit. Oleh karena itu emosi negatif harus dilepaskan secara tepat. Dari sinilah, ia mengajak kita untuk menyimpan emosi-emosi yang positif saja. Karena semua peristiwa yang datang, walaupun itu postif atau negatif, jika kita meresponnya dengan emosi yang positif, hasilnya akan positif pula. “Buanglah emosi negatif hingga hati kita menjadi bersih dan hanya tersisa emosi yang positif. Dari emosi postif itulah kita bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik,” ajaknya dalam acara Sinau Bareng ini.