Akurasi Kasuk Kusuk
Jurnaslisme tercepat bukanlah internet, bukan Facebook bukan Twitter. Jurnalisme tercepat adalah kasak- kusuk. Ini adalah jurnalisme tertua di dunia yang hingga kini belum gugur supermasinya.
Di internet, seseorang masih bisa tersandung hukum tapi di kasak- kusuk tidak. Inilah dunia yang memiliki kemerdekaan penuh dalam membongkar semua isu mulai dari siapa istri simpanan bapak anu, berapa rumahnya dan bagaiamana modus korupsinya.
Di media seseorang bisa digambarkan tetap sebagai si bersih. dan si suci, tapi di dalam kasak- kasuk seluruh daftar dosanya telah menjadi pesan berantai ke seantero negara. Kelemahan kasak- kasak satu saja, ia sulit dijadikan alat bukti di pengadilan. Begitu sulitnya sampai kedudukan si kasak- kusuk sebagai alat bukti langsung kita gugurkan.
Gantinya, dengan sadar si kasak-kusuk ini memilih habitatnya yang baru, yakni di dunia pesan berantai yang dahsyat itu. Di lapis tertentu, kasak-kusuk memang rawan dengan tindakan iseng, gosip dan fitnah. Tapi jangan khawatir, kasak-kusuk adalah halaman yang terbuka, yang setiap orang bisa menulisnya. Tulisan sesorang yang kurang bermutu akan direvisi oleh yang lebih punya mutu. Tulisan yang keliru akan dibenarkan oleh pihak yang lebih tahu, begitu seterusnya.
Akhirnya justru di dunia kasak-kusuk publik bisa menemukan kabar paling detail dan paling rahasia. Karenanya seluruh daftar dosa para pendosa yang tak bisa dikatakan di pengadilan itu akan mudah bocor jauh-jauh hari sebelum perkara dilaporkan. Di depan pengadilan, banyak tunggakan perkara antre menunggu disidangkan. Tapi di depan kasuk-kusuk, vonis telah bisa dijatuhkan bahkan sebelum perkara masuk persidangan.
Semakin rendah kualitas pengadilan semakin tinggi mutu kasak-kusuk. Semakin baik mutu pengadilan semakin buruk kualitas kasak-kusuk. Ini rumus. Bagaimana mungkin ada kasak-kusuk yang bermutu? Karena kejelasan sulit ditemukan di pengadilan. Jika yang jelas dibuat remang-remang, di dalam keremanganlah orang membangun kejelasan. Ketika pintu depan dikunci, pintu belakanglah yang akan menjadi pintu depan. Tetapi sebermutu apapun sebuah kasak-kusuk, ia sebenarnya adalah kabar duka karena hanya menjadi cermin ketidakberdayaan sebuah tatanan. Kejelasan itu mestinya memang tidak diletakkan di kasak-kusuk. Tapi di sana, di kewibawaan pengadilan.
Di internet, seseorang masih bisa tersandung hukum tapi di kasak- kusuk tidak. Inilah dunia yang memiliki kemerdekaan penuh dalam membongkar semua isu mulai dari siapa istri simpanan bapak anu, berapa rumahnya dan bagaiamana modus korupsinya.
Di media seseorang bisa digambarkan tetap sebagai si bersih. dan si suci, tapi di dalam kasak- kasuk seluruh daftar dosanya telah menjadi pesan berantai ke seantero negara. Kelemahan kasak- kasak satu saja, ia sulit dijadikan alat bukti di pengadilan. Begitu sulitnya sampai kedudukan si kasak- kusuk sebagai alat bukti langsung kita gugurkan.
Gantinya, dengan sadar si kasak-kusuk ini memilih habitatnya yang baru, yakni di dunia pesan berantai yang dahsyat itu. Di lapis tertentu, kasak-kusuk memang rawan dengan tindakan iseng, gosip dan fitnah. Tapi jangan khawatir, kasak-kusuk adalah halaman yang terbuka, yang setiap orang bisa menulisnya. Tulisan sesorang yang kurang bermutu akan direvisi oleh yang lebih punya mutu. Tulisan yang keliru akan dibenarkan oleh pihak yang lebih tahu, begitu seterusnya.
Akhirnya justru di dunia kasak-kusuk publik bisa menemukan kabar paling detail dan paling rahasia. Karenanya seluruh daftar dosa para pendosa yang tak bisa dikatakan di pengadilan itu akan mudah bocor jauh-jauh hari sebelum perkara dilaporkan. Di depan pengadilan, banyak tunggakan perkara antre menunggu disidangkan. Tapi di depan kasuk-kusuk, vonis telah bisa dijatuhkan bahkan sebelum perkara masuk persidangan.
Semakin rendah kualitas pengadilan semakin tinggi mutu kasak-kusuk. Semakin baik mutu pengadilan semakin buruk kualitas kasak-kusuk. Ini rumus. Bagaimana mungkin ada kasak-kusuk yang bermutu? Karena kejelasan sulit ditemukan di pengadilan. Jika yang jelas dibuat remang-remang, di dalam keremanganlah orang membangun kejelasan. Ketika pintu depan dikunci, pintu belakanglah yang akan menjadi pintu depan. Tetapi sebermutu apapun sebuah kasak-kusuk, ia sebenarnya adalah kabar duka karena hanya menjadi cermin ketidakberdayaan sebuah tatanan. Kejelasan itu mestinya memang tidak diletakkan di kasak-kusuk. Tapi di sana, di kewibawaan pengadilan.