Paksakan Diri Untuk Berdisiplin
Mengapa tak banyak orang dianggap berhasil dalam mencapai posisi terbaiknya? Salah satunya adalah karena kurangnya etos kerja dan kedisiplinan diri. Seperti yang saya utarakan sebelumnya, banyak orang yang ingin kaya raya, sukses, bahagia, tetapi tidak didukung dengan adanya etos kerja dan kedisplinan diri yang tinggi. Alhasil tentu saja banyak orang yang hanya bisa mencapai keinginan terbaiknya hanya dalam angan-angan.
Kedisplinan ini pulalah yang membedakan orang-orang yang mau maju dengan yang hanya mempunyai niat. Disiplin menempatkan seseorang pada posisi terbaik dan membuat prestasinya bertahan lama dibandingkan orang-orang pada umumnya. Orang-orang berbakat pun tak akan bisa bertambah maju jika hanya diam. Bisa dibandingkan, orang-orang berbakat namun malas dengan orang-orang berbakat pas-pasan tetapi giat berlatih. Orang-orang berbakat namun malas bisa saja disalip oleh orang-orang disiplin.
Demikian pula saya sosok Agung Sulistiarto. Ia bukanlah orang berpendidikan tinggi dan berbakat hebat, tetapi dengan kemauannya belajar dan kedisplinannya yang tinggi mampu membuatnya berada di posisi yang jauh dari masa lalunya, yaitu menjadi seorang wirausaha. Agung Sulistiarto sebelumnya adalah seorang karyawan operator di sebuah perusahaan seluler. Kemudian ia memutuskan untuk berhenti dan banting setir menjadi wirausaha karena melihat keasyikan sang istri yang lebih dulu berkecimpung di dunia usaha.
Pada saat itu, bisa dibilang Agung tidak begitu banyak tahu mengenai seluk-beluk dunia usaha. Belajar dari sang istri, ia terus belajar dan menyerap ilmu-ilmu yang berguna. Setiap hari ia paksakan berdisiplin untuk belajar tentang pekerjaan-pekerjaan yang terkait dalam usaha blanko undangan, mulai dari proses order kertas, mengecek percetakan, foil, hingga finishing.
Kedisiplinannya melakukan pekerjaan ditambah dengan kemauannya untuk terus belajar inilah yang membuat dia mudah menyerap ilmu yang masuk. Kini, dengan omset usaha hingga 100 juta per bulan, bukan tidak mungkin membuatnya hidup lebih baik dari pekerjaannya sebelumnya. Hasil ini tentu karena kerja keras dan kedisplinannya tersebut dalam melakukan pekerjaan.
Dari orang-orang seperti Agung inilah kita bisa belajar mendisiplinkan diri. Membiasakan diri untuk disiplin dalam segala hal memang berat, terlebih lagi jika kebiasaan menunda-nunda pekerjaan sudah mendarah daging. Cara utama untuk berdisiplin adalah segera melakukannya saja. Semakin menunda pekerjaan, akan semakin menipis pula waktu dan kesempatan yang kita miliki.
Segeralah paksa diri untuk berdisiplin. Jangan tunda apa yang yang seharusnya kita lakukan hari ini. Fokus dan berkonsentrasi penuh pada keberhasilan pekerjaan justru akan membuat kita lebih giat dan giat lagi mencapainya. Kita tidak perlu menunggu berhasil untuk berdisiplin melakukan sesuatu, tetapi justru kitalah yang harus berdisiplin untuk mencapai sebuah keberhasilan.
Kedisplinan ini pulalah yang membedakan orang-orang yang mau maju dengan yang hanya mempunyai niat. Disiplin menempatkan seseorang pada posisi terbaik dan membuat prestasinya bertahan lama dibandingkan orang-orang pada umumnya. Orang-orang berbakat pun tak akan bisa bertambah maju jika hanya diam. Bisa dibandingkan, orang-orang berbakat namun malas dengan orang-orang berbakat pas-pasan tetapi giat berlatih. Orang-orang berbakat namun malas bisa saja disalip oleh orang-orang disiplin.
Demikian pula saya sosok Agung Sulistiarto. Ia bukanlah orang berpendidikan tinggi dan berbakat hebat, tetapi dengan kemauannya belajar dan kedisplinannya yang tinggi mampu membuatnya berada di posisi yang jauh dari masa lalunya, yaitu menjadi seorang wirausaha. Agung Sulistiarto sebelumnya adalah seorang karyawan operator di sebuah perusahaan seluler. Kemudian ia memutuskan untuk berhenti dan banting setir menjadi wirausaha karena melihat keasyikan sang istri yang lebih dulu berkecimpung di dunia usaha.
Pada saat itu, bisa dibilang Agung tidak begitu banyak tahu mengenai seluk-beluk dunia usaha. Belajar dari sang istri, ia terus belajar dan menyerap ilmu-ilmu yang berguna. Setiap hari ia paksakan berdisiplin untuk belajar tentang pekerjaan-pekerjaan yang terkait dalam usaha blanko undangan, mulai dari proses order kertas, mengecek percetakan, foil, hingga finishing.
Kedisiplinannya melakukan pekerjaan ditambah dengan kemauannya untuk terus belajar inilah yang membuat dia mudah menyerap ilmu yang masuk. Kini, dengan omset usaha hingga 100 juta per bulan, bukan tidak mungkin membuatnya hidup lebih baik dari pekerjaannya sebelumnya. Hasil ini tentu karena kerja keras dan kedisplinannya tersebut dalam melakukan pekerjaan.
Dari orang-orang seperti Agung inilah kita bisa belajar mendisiplinkan diri. Membiasakan diri untuk disiplin dalam segala hal memang berat, terlebih lagi jika kebiasaan menunda-nunda pekerjaan sudah mendarah daging. Cara utama untuk berdisiplin adalah segera melakukannya saja. Semakin menunda pekerjaan, akan semakin menipis pula waktu dan kesempatan yang kita miliki.
Segeralah paksa diri untuk berdisiplin. Jangan tunda apa yang yang seharusnya kita lakukan hari ini. Fokus dan berkonsentrasi penuh pada keberhasilan pekerjaan justru akan membuat kita lebih giat dan giat lagi mencapainya. Kita tidak perlu menunggu berhasil untuk berdisiplin melakukan sesuatu, tetapi justru kitalah yang harus berdisiplin untuk mencapai sebuah keberhasilan.