Presentasi Pertanggungjawaban Enes Belajar di Jaringan RumahUSAHA
Beberapa waktu lalu, Jaringan RumahUSAHA berkesempatan untuk dipercaya menemani putri sulung Septi Peni Wulandani, Nurul Syahid Kusuma atau yang sering dipanggil Enes untuk belajar tentang dunia Bisnis Forex atau Foreign Exchange. Puncaknya, Selasa, 20 Februari 2013 kemarin gadis berusia 16 tahun ini harus melakukan presentasi di depan motivator dan budayawan Prie GS, sebagai pertanggungjawabannya telah belajar bersama Jaringan RumahUSAHA.
Siapa yang tidak tahu kiprah Septi Peni Wulandani. Sosoknya yang begitu menginspirasi terutama para ibu untuk tak hanya menjadi seorang ibu rumah tangga konvensional tetapi juga menjadi sosok ibu yg profesional. Kerjasama Septi Peni Wulandani bersama Komunitas Jarimatika dan Ibu Profesional-nya dengan Komunitas kami, Jaringan RumahUSAHA memang sangat bersinergi.
Terbukti beberapa kali bekerja sama mengadakan sebuah acara yang didukung oleh keduanya. Tak hanya itu, tali silaturahmi terus bersambung di luar kerja sama itu sendiri. Septi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) ini sering melakukan kunjungan dan dukungan untuk inisiatif JRU sebagai motor industri kreatif Semarang, demikian sebaliknya.
Salah satunya adalah ketika putri sulung Septi Peni Wulandani, Nurul Syahid Kusuma menyempatkan diri untuk belajar bersama di Jaringan RumahUSAHA. Gadis berkerudung yang sering disapa dengan panggilan Enes ini secara khusus belajar tentang dunia Bisnis Forex atau Foreign Exchange. Sebagai puncaknya, Selasa, 20 Februari 2013 kemarin Enes pun mempresentasikan hasil belajar Forex-nya di depan motivator dan budayawan Prie GS dan para koordinator JRU.
Sebagai feedback terhadap presentasi Enes, para koordinator Jaringan RumahUSAHA dan Prie GS pun memberikan penilaian. Shanty Rosalia misalnya, ia mengatakan bahwa presentasi Enes tergolong menarik. “Presentasinya bagus tadi saya lihat, ada icon-icon yang menarik, bahasanya juga menarik ditambah dengan beberapa bahasa asing yang memang Enes banget. Tetapi ada satu catatan, alangkah baiknya kalau Enes bisa memberikan kesempatan audiens untuk memberikan feedback seperti menjawab salam misalnya. Sam satu lagi, mungkin temponya saja yang harus diperlambat,” tutur Shanty.
Senada dengan Shanty, iLik sAs sebagai Founder JRU juga memandang hal yang sama. “Ada beberapa hal yang memang harus diperbaiki Enes dalam presentasi kali ini, di samping keseluruhan presentasi yang kereenn banget,” ujarnya. Menutup acara, Prie GS pun memberikan sedikit tambahan sebagai penilaian presentasi Enes.
“Dari presentasi tadi, orang bisa melihat bahwa Enes itu anak yang pintar. Di sinilah nilai plus yang harus Enes pegang dulu. Karena seberapapun sisi negatif orang tersebut, seseorang akan melihatmu sebagai seorang X. Nah di sinilah, bagaimana Enes harus membuat para pendengar itu merasa nyaman dan tertarik apapun yang menjadi presentasi kita. Apakah yang Enes ajarkan itu as a tool, atau just instrument, atau justru bisa sebagai ideologi. Itulah kunci yang Enes harus bisa pegang untuk menarik audiens,” tutup Prie GS menilai presentasi Enes.
Siapa yang tidak tahu kiprah Septi Peni Wulandani. Sosoknya yang begitu menginspirasi terutama para ibu untuk tak hanya menjadi seorang ibu rumah tangga konvensional tetapi juga menjadi sosok ibu yg profesional. Kerjasama Septi Peni Wulandani bersama Komunitas Jarimatika dan Ibu Profesional-nya dengan Komunitas kami, Jaringan RumahUSAHA memang sangat bersinergi.
Terbukti beberapa kali bekerja sama mengadakan sebuah acara yang didukung oleh keduanya. Tak hanya itu, tali silaturahmi terus bersambung di luar kerja sama itu sendiri. Septi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) ini sering melakukan kunjungan dan dukungan untuk inisiatif JRU sebagai motor industri kreatif Semarang, demikian sebaliknya.
Salah satunya adalah ketika putri sulung Septi Peni Wulandani, Nurul Syahid Kusuma menyempatkan diri untuk belajar bersama di Jaringan RumahUSAHA. Gadis berkerudung yang sering disapa dengan panggilan Enes ini secara khusus belajar tentang dunia Bisnis Forex atau Foreign Exchange. Sebagai puncaknya, Selasa, 20 Februari 2013 kemarin Enes pun mempresentasikan hasil belajar Forex-nya di depan motivator dan budayawan Prie GS dan para koordinator JRU.
Sebagai feedback terhadap presentasi Enes, para koordinator Jaringan RumahUSAHA dan Prie GS pun memberikan penilaian. Shanty Rosalia misalnya, ia mengatakan bahwa presentasi Enes tergolong menarik. “Presentasinya bagus tadi saya lihat, ada icon-icon yang menarik, bahasanya juga menarik ditambah dengan beberapa bahasa asing yang memang Enes banget. Tetapi ada satu catatan, alangkah baiknya kalau Enes bisa memberikan kesempatan audiens untuk memberikan feedback seperti menjawab salam misalnya. Sam satu lagi, mungkin temponya saja yang harus diperlambat,” tutur Shanty.
Senada dengan Shanty, iLik sAs sebagai Founder JRU juga memandang hal yang sama. “Ada beberapa hal yang memang harus diperbaiki Enes dalam presentasi kali ini, di samping keseluruhan presentasi yang kereenn banget,” ujarnya. Menutup acara, Prie GS pun memberikan sedikit tambahan sebagai penilaian presentasi Enes.
“Dari presentasi tadi, orang bisa melihat bahwa Enes itu anak yang pintar. Di sinilah nilai plus yang harus Enes pegang dulu. Karena seberapapun sisi negatif orang tersebut, seseorang akan melihatmu sebagai seorang X. Nah di sinilah, bagaimana Enes harus membuat para pendengar itu merasa nyaman dan tertarik apapun yang menjadi presentasi kita. Apakah yang Enes ajarkan itu as a tool, atau just instrument, atau justru bisa sebagai ideologi. Itulah kunci yang Enes harus bisa pegang untuk menarik audiens,” tutup Prie GS menilai presentasi Enes.