Belajar Semangat dari Pak Pardi dan Mbak Shinta
Nama Supardi mungkin tidak asing lagi di telinga para relawan Jaringan RumahUSAHA. Sosok bapak yang satu ini termasuk sosok yang sangat inspiratif. Terlebih lagi, proses hidupnya yang tidak begitu saja mulus membuatnya semakin menjadi pribadi dewasa yang layak sebagai teladan.
Tepat di minggu pertama, tanggal 7 September 2013 yang lalu Supardi yang akrab dipanggil dengan sebutan Pak Pardi ini berbagi kisah hidupnya menjadi seorang pebisnis. Lahir di Boyolali dengan keluarga yg pas-pasan, memaksa pria yang kini menjadi pemilik Puspa Offset ini merantau ke Semarang untuk mencari pekerjaan. Susah mendapatkan pekerjaan, Pak Pardi pun sempat berjualan pecel kemudian membuka usaha peternakan ayam di daerah Gunung Pati dengan sistem kemitraan.
Dari kegagalan kedua usahanya tersebut, Pak Pardi beralih dari peternakan menjadi karyawan percetakan sambil mencoba peruntungan dengan berjualan donat keliling. Dari semangatnya yang tak kunjung kendur inilah yang kemudian membawanya bertemu dengan iLik sAs yang pada saat itu adalah pelanggan tetapnya. Dari sinilah mereka pun bekerja sama membangun usaha baru. Berlatar belakang pengetahuannya di percetakan, Pak Pardi membuka sebuah percetakan dengan menjual rumah yang ia miliki satu-satunya sebagai modal. Keberaniannya inilah yang kini mengantarkannya pada jalan hidup barunya sebagai seorang pengusaha.
Dibantu oleh Mbak Shinta, sosok ibu muda yang aktif dan terus bertumbuh, Puspa Offset semakin melaju. Semangat dan kerja keras Mbak Shinta dalam berpartisipasi membangun beberapa sektor usaha lain di JRU pun tidak bisa dipandang remeh. Keberhasilan Falah Etnik Card, Puspa Offset, Puspa Pon, dan Jago Undangan tentu tidak lepas dari nama Shinta Cahyaning Latri.
