DARI #SINAUBARENG KOMUNITAS KREATIF SEMARANG
Komunitas itu Harus Punya Brand Positioning
Siapa bilang anak-anak muda Semarang jauh tertinggal dari kota-kota besar lain? Pada acara Sinau Bareng Komunitas Kreatif Semarang kemarin justru banyak terlihat muda-mudi kreatif Kota Atlas ini. Keberadaan mereka memang belum nampak benar dalam menggerakkan Kota Semarang, tetapi justru dengan adanya komunitas-komunitas kreatif inilah nantinya akan Kota Semarang bisa bertumbuh.
Untuk itulah Sabtu (09/11) kemarin Jaringan RumahUSAHA menggelar #SinauBareng Komunitas Kreatif Semarang. Dengan mengundang partisipasi seluruh pegiat komunitas kreatif di Semarang dan sekitarnya, kegiatan #SinauBareng kali ini juga menghadirkan M. Hafidullah dan Netty Wetik, pegiat dunia komunikasi pemasaran dari Rwe Media Jakarta, juga Prie GS, penulis dan budayawan Semarang.
Acara yang berlangsung mulai pukul 15.00 ini dibuka dengan paduan suara JRU yang menyanyikan lagu Jangkrik Genggong. Dilanjutkan dengan presentasi ringan tentang komunitas Jaringan RumahUSAHA, acara pun mengalir dengan perkenalan dari berbagai komunitas, seperti AIESEC, Kofindo, Dot Semarang, FLSummit, Jazz Ngisoringin, loenpia.net, Komunitas Lopen Semarang, dan lain sebagainya.
Riuhnya kegiatan komunitas di Semarang harus diakui merupakan salah satu keuntungan tersendiri bagi kota ini. Terlebih lagi generasi muda yang semakin akrab dengan jejaring sosial perlahan memang membukanya, tetapi keserempakan gerak masih menjadi sebuah tantangan yang harus diwujudkan solusinya. Untuk itulah, kegiatan ini diharapkan tidak semata menjadi sarana pembelajaran satu arah tetapi lebih banyak untuk berbagi pengalaman gerakan komunitas di Semarang.
M. Hafidullah dan Netty Wetik, pegiat dunia komunikasi dari Jakarta yang juga alumnus periklanan raksasa dari Jepang, Dentsu ini pun berbagi pengalaman apa yang telah mereka kerjakan selama ini untuk menggerakkan komunitas. “Komunitas itu sendiri sebaiknya gak sekadar untuk asyik-asyikan, tetapi juga punya brand positioning dan tujuan-tujuan ke mana komunitas itu bergerak. Yang selanjutnya dikombinasikan dengan kreatifitas dari para pelakunya yang harus saling bersinergi,” tambah Hafid memberikan masukan.
Untuk itulah Sabtu (09/11) kemarin Jaringan RumahUSAHA menggelar #SinauBareng Komunitas Kreatif Semarang. Dengan mengundang partisipasi seluruh pegiat komunitas kreatif di Semarang dan sekitarnya, kegiatan #SinauBareng kali ini juga menghadirkan M. Hafidullah dan Netty Wetik, pegiat dunia komunikasi pemasaran dari Rwe Media Jakarta, juga Prie GS, penulis dan budayawan Semarang.
Acara yang berlangsung mulai pukul 15.00 ini dibuka dengan paduan suara JRU yang menyanyikan lagu Jangkrik Genggong. Dilanjutkan dengan presentasi ringan tentang komunitas Jaringan RumahUSAHA, acara pun mengalir dengan perkenalan dari berbagai komunitas, seperti AIESEC, Kofindo, Dot Semarang, FLSummit, Jazz Ngisoringin, loenpia.net, Komunitas Lopen Semarang, dan lain sebagainya.
Riuhnya kegiatan komunitas di Semarang harus diakui merupakan salah satu keuntungan tersendiri bagi kota ini. Terlebih lagi generasi muda yang semakin akrab dengan jejaring sosial perlahan memang membukanya, tetapi keserempakan gerak masih menjadi sebuah tantangan yang harus diwujudkan solusinya. Untuk itulah, kegiatan ini diharapkan tidak semata menjadi sarana pembelajaran satu arah tetapi lebih banyak untuk berbagi pengalaman gerakan komunitas di Semarang.
M. Hafidullah dan Netty Wetik, pegiat dunia komunikasi dari Jakarta yang juga alumnus periklanan raksasa dari Jepang, Dentsu ini pun berbagi pengalaman apa yang telah mereka kerjakan selama ini untuk menggerakkan komunitas. “Komunitas itu sendiri sebaiknya gak sekadar untuk asyik-asyikan, tetapi juga punya brand positioning dan tujuan-tujuan ke mana komunitas itu bergerak. Yang selanjutnya dikombinasikan dengan kreatifitas dari para pelakunya yang harus saling bersinergi,” tambah Hafid memberikan masukan.