Kecerdasan Otentisitas
Dewasa ini, dapat dikatakan banyak motivator ataupun mentor bisnis yang berbicara mengenai kiat sukses atau keberhasilan. Seolah-olah untuk menemui sebuah keberhasilan pun sangat mudah tanpa adanya halangan maupun cobaan yang sangat berarti. Seakan dengan cara dan metode yang mereka berikan bisa secara pasti menggapai sebuah kesuksesan berbisnis. Alhasil, segala sesuatu yang dilakukan oleh mentor dianggap menjadi lebih layak dan sahih untuk dipercaya.
Padahal, pada hakikatnya setiap manusia dilahirkan mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Dan keberhasilan berbisnis adalah tidak lebih dari sebuah kompilasi dari kompetensi dan pemahaman filosofis karakter sebagai keunikan yang dihadiahkan berbeda dari masing-masing pribadi tersebut. Otentisitas inilah yang kemudian mengantarkan setiap manusia mencapai titik terbaiknya, entah ia lebih dewasa ataupun lebih muda.
Kalau boleh dikatakan, seorang pebisnis legendaris seperti Bob Sadino atau Ciputra sekalipun belum tentu dapat berhasil ketika dihadapkan secara praktis pada bidang-bidang bisnis yang bukan menjadi kompetensinya. Jadi, jangan pernah percaya jika ada sebutan wirausaha yang lebih pandai, lebih cerdas, atau lebih hebat. Kembalilah pada hakikat seorang manusia yang dilahirkan sesuai dengan mandat kompetensinya masing-masing, yang kemudian akan mengantarkan setiap manusia mencapai titik terbaiknya tadi.
Kita tidak menampik adanya faktor hereditas yang bergantung dari ayah-ibu. Di mana biasanya anak seorang pebisnis, nantinya akan menjadi pebisnis pula. Hal ini memang menjadi daya dukung yang luar biasa ketika sang anak hendak memilih jalan kewirausahaan sebagai pilihan hidupnya. Tetapi, apakah kewirausahaan hanya memberi ruang bagi mereka yang berketurunan saja? Kenyataannya tidak! Banyak orang yang bukan dari keluarga wirausaha, kemudian sukses memutus mata rantai tersebut dan akhirnya mampu membuktikan keberhasilannya di ranah entrepreneurship.
Inilah pentingnya kecerdasan otentisitas. Ketika diri kita mengalami sebuah ketidakfokusan tujuan pun sebenarnya karena kita sendirilah yang secara bodoh merespon segala noise yang ada. Tentu saja pada waktu-waktu tertentu sangat baik belajar dari sumber luar. Cerita-cerita sukses dan inspiratif para mentor juga sangat perlu untuk menggugah keberanian memasuki ranah wirausaha. Namun sekali lagi, semua keputusan bisnis ada di tangan kita sendiri. Dan bimbingan terbaik adalah pilihan dari dalam diri sendiri.
Padahal, pada hakikatnya setiap manusia dilahirkan mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Dan keberhasilan berbisnis adalah tidak lebih dari sebuah kompilasi dari kompetensi dan pemahaman filosofis karakter sebagai keunikan yang dihadiahkan berbeda dari masing-masing pribadi tersebut. Otentisitas inilah yang kemudian mengantarkan setiap manusia mencapai titik terbaiknya, entah ia lebih dewasa ataupun lebih muda.
Kalau boleh dikatakan, seorang pebisnis legendaris seperti Bob Sadino atau Ciputra sekalipun belum tentu dapat berhasil ketika dihadapkan secara praktis pada bidang-bidang bisnis yang bukan menjadi kompetensinya. Jadi, jangan pernah percaya jika ada sebutan wirausaha yang lebih pandai, lebih cerdas, atau lebih hebat. Kembalilah pada hakikat seorang manusia yang dilahirkan sesuai dengan mandat kompetensinya masing-masing, yang kemudian akan mengantarkan setiap manusia mencapai titik terbaiknya tadi.
Kita tidak menampik adanya faktor hereditas yang bergantung dari ayah-ibu. Di mana biasanya anak seorang pebisnis, nantinya akan menjadi pebisnis pula. Hal ini memang menjadi daya dukung yang luar biasa ketika sang anak hendak memilih jalan kewirausahaan sebagai pilihan hidupnya. Tetapi, apakah kewirausahaan hanya memberi ruang bagi mereka yang berketurunan saja? Kenyataannya tidak! Banyak orang yang bukan dari keluarga wirausaha, kemudian sukses memutus mata rantai tersebut dan akhirnya mampu membuktikan keberhasilannya di ranah entrepreneurship.
Inilah pentingnya kecerdasan otentisitas. Ketika diri kita mengalami sebuah ketidakfokusan tujuan pun sebenarnya karena kita sendirilah yang secara bodoh merespon segala noise yang ada. Tentu saja pada waktu-waktu tertentu sangat baik belajar dari sumber luar. Cerita-cerita sukses dan inspiratif para mentor juga sangat perlu untuk menggugah keberanian memasuki ranah wirausaha. Namun sekali lagi, semua keputusan bisnis ada di tangan kita sendiri. Dan bimbingan terbaik adalah pilihan dari dalam diri sendiri.