Obat Nyamuk Swadaya
Tapi teknologi kelambu memang dikenal ribet. Ia harus didesain khusus seukuran kamar tidur kita. Tak mudah kini mencari penjahit yang bersemangat menjahit kelambu karena honor dan kerepotannya dianggap tak sepadan. Alasan lain ialah makin jarang pemesan jahitan jenis ini karena kelambu makin tidak diminati. Jika pun kelambu sudah dipasang, ia bukan cuma penjerat nyamuk yang baik tetapi juga penjerat debu yang baik. Hanya dalam seminggu, kelambu sudah menjadi sarang debu. Maka tersedia seribu alasan untuk membuat teknologi ini tak laku.
Maka kepada nyamuk mulai dikenakan teknologi yang lebih praktis mulai dari obat nyamuk bakar, lampu, aroma sampai raket nyamuk. Tetapi semua teknologi itu mengandung kelemahan yang tak cocok dengan logat tidur saya. Teknik mengasapi nyamuk jelas teknik yang paling tidak saya pilih karena korban asap itu bisa-bisa bukan cuma nyamuk tapi malah saya sendiri. Teknik aroma juga membuat kepala pusing karena sulit mencari aroma yang cocok. Teknik lampu juga tak bebas risiko. Sementara silaunya saya dapatkan, nyamuknya tak banyak berdatangan. Raket nyamuk apalagi. Suara nyamuk tersengat listrik itu sungguh berisik. Lagipula saya yang ingin tidur malah harus bermain bulutangkis. Atau jika sedang apes, bukan hanya nyamuk yang tersengat aliran listrik tapi juga tangan saya sendiri. Jadi selama ini, menyangkut soal nyamuk, begitu repot hidup saya.
Maka ketika di internet saya menemukan cara tradisional mengusir nyamuk giranglah hati saya.
Caranya sederhana, memotong botol mineral jadi dua, menyatukannya sedemikian rupa, menuangnya dengan cairan gula merah dan ragi. Nyamuk akan berdatangan dengan mengeremuni
larutan itu lalu mati. Segera alat ini saya buat dan saya taruh di pojok ruang dan hingga hari ini, sampai saya menulis kolom ini, tak satupun nyamuk yang datang. Saya termenung Bukan kecewa pada alat ini, tetapi sedang berpikir, jangan-jangan kelakuan nyamuk sekarang telah berubah.
Prie GS
Budayawan, Motivator, Penulis Buku Best Seller
Tinggal di Semarang
Tidak ada komentar:
Silahkan isi komentar ...