Daya Cipta
Setiap dari kita pasti
memiliki suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Bila diingat-ingat, saat
kita di bangku Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar, guru pernah memberikan
tugas untuk membuat sebuah prakarya. Misal saja membuat prakarya berupa anyaman
kertas warna warni. Dengan semangat dan antusias, kita akan membuat sebaik
mungkin walaupun hasilnya kadang tidak sesuai dengan apa yang diekspektasikan. Walaupun
kurang rapi, namun kita menganggap kerajinan tangan yang kita buat adalah kerajinan
yang paling bagus sedunia dan dengan bangga kita pamerkan pada orang-orang terdekat.
Berbicara soal
kemampuan menciptakan, mungkin tidak banyak orang mampu secara terus menerus
mengasah kemampuan tersebut. Secara tidak sadar, sebenarnya kemampuan mencipta
itu adalah sebuah ketrampilan. Terkadang yang membuat seseorang enggan untuk
mengasah ketrampilan menciptanya karena beberapa faktor, salah satunya faktor
lingkungan yang terinternalisasi. Kritikan, celaan, dan sanggahan negatif bisa
menjadi salah satunya. Tak banyak dari kita yang mampu menilai secara netral penilaian
negatif dari lingkungan, bahkan cenderung diamini.
Sebenarnya, kritikan
dan feedback negatif itu bisa digunakan
untuk semakin menguatkan dan memotivasi. Walaupun anggapan orang lain buruk
tentang karya kita, namun ketika kita mampu untuk membuktikan anggapan tersebut
tidak sepenuhnya benar dalam diri kita, bisa jadi kita yang akan merasakan
perubahan diri menjadi lebih baik. Mentalitas untuk bisa konsisten melakukan
proses penciptaan memang perlu proses. Tidak perduli seberapa banyak feedback
negatif ataupun positif yang didapat, yang ada adalah terus berjalan dan
melakukan.
Ada sebuah ungkapan "Quantity
create Quality" , mungkin itu bisa dijadikan pegangan untuk terus
konsisten dalam menjalani proses mencipta. Selamat berproses!
Tidak ada komentar:
Silahkan isi komentar ...