Pengajian Selapanan Prie Gs : Manjing Ing Kahanan
Rumah Sasongko kembali mendapatkan kehormatan menjadi tuan
rumah kegiatan pengajian budaya yang rutin diselenggarakan oleh Ikamaba dan Prie
GS pada hari Minggu (14/5). Pengajian yang menghadirkan budayawan Prie Gs ini
mengangkat sebuah tema tentang “Manjing Ing Kahanan”.
Acara ini dibuka oleh Goes Doer sebagai MC yang pastinya tak
asing dikalangan pecinta Ngaji Budaya Selapanan Prie GS. Tak kalah seru, Musik
Biasa Saja dan Narajiwa pun ikut menghangatkan pembuka acara ini. Selanjutnya,
Goes Doer megajak mas Akbar untuk sedikit bercerita tentang Forum Nandur Becik
yang merupakan acara rutin dari Rumah Sasongko.
Setelah mas Akbar menyampaikan tetang Forum Nandur Becik
serta beberapa kegiatan di Rumah Sasongko sehari-harinya, tiba giliran Mas iLik
sAs menyemangati rekan-rekan yang hadir dengan membahas bagaimana destruksi. Bila
ditelaah lebih dalam, sebenarnya terdapat tujuan untuk kebaikan bagi masa
depan. Mas iLik sAs pun mengajak Mas Ponco yang merupakan owner President
Furniture. Mas Ponco bercerita, semasa kecilnya dulu sehari-hari mencari rumput
untuk makan ternak. Sempat bekerja, namun takdir membawanya menjadi pengusaha
mebel kayu jati Jepara selepas perusahaan tempatnya bekerja tutup. Baginya,
perkembangan industri di Indonesia saat ini tak menjadi daya ganggu baginya
karena market President Furniture adalah luar negeri.
Tiba giliran yang ditunggu, Prie GS menyampaikan pemaknaannya
terkait Manjing Ing Kahanan. Bagi Prie GS, manjing ing kahanan ditafsirkan
tentang bagaimana cara untuk berintegrasi dengan suatu keadaan. Setiap keadaan
memiliki sisi-sisi yang sering kali ditanggapi secara berlebihan. Misalnya disaat
merasakan suatu keberkahan, ada saja peristiwa yang dapat seolah-olah
menggoyangnya dan dimaknai sebagai sebuah penderitaan. Seperti pengalaman pribadi
Kang Prie yang baru saja ditinggalkan Blessing, anak luwak liar yang baru-baru
ini diangkat sebagai hewan kesayangan.
Pemaknaan terhadap suatu peristiwa memang butuh suatu
kerendahan hati. Seperti suatu keadaan yang dianggap sebagai penderitaan bisa
saja menjadi sebuah tipuan semata. Hal
itu terjadi dalam keadaan apapun, tanpa terkecuali. Prie Gs juga mengatakan bahwa, kebahagiaan itu
kalo belum bisa menjadi the real kahanan
bila belum diistikomahkan sebagai sebuah kebahagiaan, maka ketika mendapat
guncangan sedikit saja sudah mampu membuatnya menjadi ambyar.
Begitulah, Kang Prie mengilustrasikan bahwa sebenarnya suatu keadaan
yang sebenarnya terasa menyakit selalu terdapat suatu komponen kegembiraan di
dalamnya. Sering kali saat kita merasa sedang dalam puncak prestasi, terkadang
kita lupa. Bahwa sebenarnya puncak prestasi itu hanya dirasakan sebagai puncak
pribadi, bukan orang lain. Seyogyanya, kepuncakan tersbeut bisa dirasakan oleh
seluruh alam semesta. Sehingga tidak perlu dipamerkan terlalu berlebihan.
Rendah hatilah dalam merespon setiap keadaan.
Sebelum acara ditutup, Goes Doer mempersilahkan Pendeta
Andreas untuk menyampaikan sesuatu. Hal yang cukup mengejutkan, salah satu
alasan yang membuat Pendeta Andreas hadir adalah karena ingin ikut memiliki
Prie GS. Sungguh luar biasa tentunya, secara prinsip Prie GS dan Pendeta
Andreas memiliki keyakinan yang berbeda, namun disisi lain sangat saling
menghormati satu sama lain. Mungkin ini pula arti dari manjing ing kahanan. Di
tengah keadaan negeri kita yang berbeda-beda, alangkah indahnya jika kita semua
bisa saling menghormati dan mencintai tak peduli apapun agama, ras, dan
sukunya.
Tidak ada komentar:
Silahkan isi komentar ...