Usia Tak Membatasi Kemauan Belajar
Kemudahan teknologi dan arus informasi yang cepat membuat siapa saja bisa belajar apapun yang disukai. Tak peduli berapa usianya, saat memiliki ketertarikan serta kemauan pasti bisa mempelajari sesuatu yang kadang dianggap orang lain sulit. Salah satunya ialah mempelajari bagaimana membuat animasi 3D Blender.
Bagi orang awam, pembuatan animasi 3D memang terlihat sulit dan kompleks.
Namun hal tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak asli Comal yang
bernama Abdul Malik Attaufiq dan sering dipanggil Malik. Walau usianya
masih 9 tahun, Malik memiliki antusiasme tinggi untuk bisa mendalami
animasi 3D. Malik merupakan sepupu dari salah satu relawan Jaringan Rumah
Usaha (JRU) yang akrab dipanggil Mas Aaq, yang juga memiliki bidang usaha
di animasi 3D.
Berawal dari melihat Mas Aaq membuat animasi 3D, rasa penasaran Malik mulai muncul. Kini, Malik lebih memilih untuk menghabiskan waktu liburannya untuk mempelajari animasi 3D blender lebih dalam di Rumah Karya Bersama JRU. Jarak tempuh Comal ke Semarang yang jauh tidak menjadi halangan untuk keinginannya belajar.
Berawal dari melihat Mas Aaq membuat animasi 3D, rasa penasaran Malik mulai muncul. Kini, Malik lebih memilih untuk menghabiskan waktu liburannya untuk mempelajari animasi 3D blender lebih dalam di Rumah Karya Bersama JRU. Jarak tempuh Comal ke Semarang yang jauh tidak menjadi halangan untuk keinginannya belajar.
Bila melihat fenomena ini, sebenarnya terdapat beberapa hal yang bisa kita
ambil pelajaran. Bahwa sebenarnya setiap orang memiliki kesempatan belajar
apapun selama ada kemauan yang tinggi. Mempelajari sesuatu tanpa adanya
antuiasme mungkin hanya membuat semangat belajar bertahan sebentar saja.
Berbeda jika dari awal sudah memiliki ketertarikan, semangat belajarnya
akan lebih tinggi, seperti halnya dengan Malik.
Selain itu dari cerita Malik ini juga menjelaskan bahwa tekhnologi tidak
melulu memberikan efek buruk pada anak. Sebaliknya, bila orang tua dan
lingkungan sekitar dapat mengarahkan pada hal-hal positif maka teknologi
juga akan sangat membantu dalam proses penggalian potensi anak. Bisa
dibayangkan bila ada sepuluh orang anak saja yang seperti Malik dan
menularkan ilmunya pada teman-teman yang lainnya, mungkin beberapa tahun
kedepan akan banyak bermunculan animator-animator muda hebat Indonesia.
Semangat terus belajarnya Malik!
Semangat terus belajarnya Malik!
Tidak ada komentar:
Silahkan isi komentar ...